4 Harimau di Medan Zoo Mati, Solusi Tercepat Penyelamatan 9 Lainnya Lewat Orang Tua Asuh
Editorindonesia, Medan – 4 harimau mati dalam dua bulan belakangan ini di Medan Zoo, Kota Medan. Terbaru adalah harimau benggala bernama Wesa yang mati pada Rabu (24/1) lalu. Wesa dan 3 harimau lainnya mati dalam kondisi sakit parah. Yakni komplikasi ginjal dan sakit pernapasan.
Dikutip dari Kumparan, Kematian harimau di Medan Zoo diprediksi masih bakal terjadi. Hal ini lantaran 3 harimau Sumatera di Medan Zoo masih mengalami dubius infausta atau sakit parah yang sulit disembuhkan.
“Jadi kondisi kenapa kita tahu juga akan ada terjadi rentetan kematian karena berdasarkan hasil pemeriksaan dapatlah setelah (harimau Sumatera) Erha mati,” kata Bambang Plt Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Medan Bambang Hendarto .
Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku akan segera menutup Medan Zoo untuk pembangunan. Namun, belum dirinci kapan. Jadi, opsi tercepat atau jalan pintas yang bisa lakukan adalah mencari orang tua asuh bagi satwa di Medan Zoo.
“Kami sedang cari opsi yang paling cepat, paling mudah, dan yang bisa langsung menyentuh ke sasaran. Artinya hari ini, bagaimana satwa itu bisa diselamatkan,” ungkap Plt Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Medan Bambang Hendarto.
“Kita lagi coba ortu asuh. Namun walaupun itu opsi tercepat, itu tak langsung bisa kita main tunjuk, ada proses juga,” sambungnya. Selain tiga harimau sakit, masih ada satu harimau Sumatera dalam kondisi sehat. Ia bernama Bintang Baringin, tapi tak disebut usianya.
Perihal orang tua asuh untuk harimau – harimau yang masih hidup, Bambang menyebut mereka adalah orang-orang memiliki empati terhadap satwa. Baik individu maupun pengusaha.
Nantinya, dengan perjanjian yang ada mereka akan mengambil tanggung jawab terhadap satwa. Misalnya, menanggung makannya, vitamin, atau perbaikan kandang saja.
Namun, jika ada pihak berkenan untuk meng-cover semuanya maka Pemko persilakan. Nantinya, semuanya akan diatur dalam sebuah bentuk perjanjian.
“Satwa tetap di sana dan enggak akan bergeser. Ortu asuh hanya dia nantinya yang akan mengurusi keseluruhan kebutuhan satwa tersebut. Mulai pakan, vitamin, dan revitalisasi kandang,” kata dia.
“Saya pikir opsi tercepat, namun tak bisa main tunjuk karena sudah ada beberapa tinggal Pemko yang menentukan kira-kira orang tua mana yang punya potensi karena ini bukan bicara satu dua hari tapi jangka panjang,” jelasnya. (Frd)