Pemerhari telematika dan multimedia, Roy Suryo/dok.ist

Alat Canggih Untuk Wong Sugih

Alat Canggih untuk Wong Sugih merupakan tulisan lanjutan dari tulisan sebelumnya kemarin (yang saya tulis sesaat setelah Promosi Doktor di Univeristas Negeri Jakarta) yang berjudul “Antara Asam Sulfat (H2SO4) dan H2S”. Tulisan itu banyak sekali mendapatkan respon positif, bahkan meminta saya untuk merincikan secara lebih detail lagi tentang alat-alat canggih yang sekarang sudah beredar dan bisa dibeli masyarakat di pasaran untuk melakukan “feeding” alias “pembisikan” dari tempat yang jauh.

Jadi kalau selama ini banyak Analis yang menulis soal adanya “Bone Conducted Speaker” alias Speaker yang sistem bekerja mengalirkan suaranya tidak secara langsung ke telinga, namun hanya melalui konduksi atau ditempel di kulit atau merambat melalui tulang manusia, hal tersebut tidak salah.

Bahkan ada speaker yang membran-nya sangat tipis sehingga bisa “diselundupkan” dalam lipatan krah jaket dan kemudian dijahit agar tidak tampak (seperti penyelundup narkoba yang mengelabuhi petugas-petugas di bandara menggunakan kompartemen khusus dijahit dikopornya) hal tersebut juga sangat mungkin, meski terdengar agak ribet.

Alat sekarang yang sedang populer -bukan karena adanya Debat Cawapres kedua kemarin, tetapi memang sudah jauh-jauh hari sebelumnya- adalah Sound Partner with Bluetooth dari merk “A” (dulu brand ini dikenal dengan nama “S”, kalau di Indonesia populer sebagai Merk Pompa Air), karena alat yang sebenarnya headset atau headphone alias speaker ini cara memakainya tidak perlu ditempel ditelinga manusia, namun cukup ” dikalungkan” di leher -mirip-mirip peneng/ kalung hewan peliharaan- dan suaranya cukup terdengar di telinga meski tidak keras sehingga “bocor” sampai microphone yang ada didekatnya.

dok.tangkapan layar

Alat yang biasanya dipakai wong sugih alias orang kaya karena harganya yang lumayan mahal untuk ukuran headphone wireless ini lazim digunakan saat olahraga atau aktivitas dinamis yang memerlukan gerakan lebih fleksibel dari kepala, sehingga misalnya pakai headset yang dipasang ditelinga akan terlihat mengganggu. Namun bukannya tidak mungkin untuk dipakai dalam aktivitas lain, contohnya adalah yang digunakan untuk “feeding” instruksi atau jawaban-jawaban pertanyaan tertentu tetapi tidak ingin kelihatan kalau menggunakan headset tersebut. Apalagi kalau alat ini “disembunyikan” dibawah krah jaket yang sengaja dipakai dengan posisi kaku alias tegak berdiri seperti peneng atau kalung hewan peliharaan.

Karena bersistem wireless maka ada unit kotak receiver yang juga harus dipasang dibadannya, maka wireless receiver itu kalau mau tidak tampak juga bisa “disembunyikan” alias dikamuflase ke dalam sebuah “Bantal Kesehatan” atau istilahnya “Pampers 5.0” sehingga aman kalau ditanya-tanya petugas apalagi orang awam yang tidak tahu teknis.

Jadi dengan speaker yang disembunyikan di bawah krah jaket yang sengaja diberdirikan sehingga kaku menutup sempurna, atau bahkan dijahit didalamnya, kemudian kotak wireless receiver juga disembunyikan dibalik jaket dan kalau ditanya dijawab “Bantal Kesehatan” maka sempurnalah aksi tipu-tipu penggunaan alat Feeding tersebut.

Kesimpulannya, apakah alat untuk memFeeding secara wireless ini FAKTA dan ADA dipasaran Indonesia alias BUKAN HOAX? Ya, jelas-jelas ini FAKTA, Bukan HoaX bahkan saya tautkan Link atau URL pembeliannya secara online kalau diperlukan, meski harganya memang tidak murah buat kebanyakan orang hanya untuk wong sugih saja.

Pertanyaanya, apakah alat yang sama memang benar-benar dipakai saat Debat Cawapres kemarin? Ini WALLAHUALAM, karena memang dikondisikan untuk tidak dilakukan pemeriksaan (karena alasan Hak Imunitas tertentu) saat itu. Tapi sekali lagi kalau saja hal tersebut memang benar-benar dilakukannya maka ASTAGHFIRULLAH telah tega untuk melakukan Kebohongan Publik terhadap Seluruh Rakyat Indonesia, biarkan saja Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT yang memberi Ganjarannya.

Penulis : Dr KRMT Roy Suryo, Pemerhati Multimedia & Telematika Independen