Anies Ngariung Bareng 1000 Alumni ITB Paparkan Apa itu Perubahan
Editorindonesia, Bandung – Suasana gayeng (menyenangkan) terlihat dalam acara “Ngariung Bersama 1000 Alumni ITB Bersama Anies Baswedan”, di BMC 1928, Bandung, Minggu (1/10/2023). Guyonan bernas dilontarkan Anies Baswedan mengawali pertemuan yang dihadiri alumni putih ITB lintas generasi tersebut.
Anies memulai dengan menceritakan bagaimana ia takjub dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) saat akan memilih perguruan tinggi. ITB sudah kondang dari dulu sehingga mereka yang lulus/bisa kuliah di ITB sangat bangga.
“Apalagi spanduk dengan banner besar bertuliskan Selamat Datang Putra Putri Terbaik Bangsa menyambut mahasiswa baru di ITB. Betapa bangganya mereka bisa masuk ITB,” ucap Anies.
“Tetapi, di UGM tulisan bannernya Selamat Datang Pemimpin Masa Depan. Di ITB kurang lengkap itu (tulisan di bannernya),” lanjut Anies disambut tawa hadirin.
Anies mengatakan pandemi covid-19 memperlihatkan mana pemimpin yang menggunakan science, teknolagi dan mana pemimpin yang tidak mengedepankan ilmuwan/science. Tidak hanya di Indonesia tapi seluruh pemimpin di dunia. Kebijakan tanpa scien/ilmu pengetahuan/ilmiah sulit mengedepankan keputusan yang berkeadilan.
“Kebijakan tanpa pendekatan ilmiah/science maka tidak mau dikritik. Padahal pendekatan ilmiah memiliki metode dan alat ukur, jadi kalau pemimpin tanpa pendekatan ilmiah maka demokrasi akan mengalami kemunduran. Sebab pemimpinnya tidak mau dikritik. Itu akan kami ubah dan itu salah satu Perubahan yang kami bawa,” beber Anies.
Sementara itu, Ketua Panitia Hendry Harmen menegaskan bahwa kegiatan ini untuk memberikan gagasan berbasis science, teknologi dan moral. “Cendekiawan mendukung dan memiliki trust pada ide perubahan negeri ini yang dibawa Anies Baswedan,” kata Hendry.
Dalam kesempatan ini, resume yang dibacakan Prof. Emir Husni, alumni ITB menyerahkan 5 program unggulan, yaitu: 1. Bangun SDM unggulan teknologi; 2. Bangun masyarakat yang berdaulat; 3. Bangun masyarakat karbon rendah; 4. Bangun industri unggulan; dan 5. Bangun tata permukiman perkotaan dan perdesaan yang terintegrasi dengan teknologi tinggi.
Pengarah Forum Komunitas Alumni ITB, Syahganda Nainggolan, menegaskan ngariung dengan Anies Baswedan itu karena pihaknya menatap masa depan bangsa yang memilih industrialisasi. “Ini rezim deindustrialisasi, senang impor, sehingga kontribusi sektor industri terus turun tinggal 17 persen,” tegas Syahganda.
Menurut Syahganda, ITB tidak mau hilirisasi tetapi mau industrialisasi. Ia mengingatkan tidak ada bangsa yang bisa besar yang tidak menguasai science dan teknologi.
Syahganda juga menekankan jangan sampai kalau Anies jadi Presiden anak ITB dibuang. Ia bahkan meyakinkan ITB siap menyusun visi misi teknologi Anies sebagai Presiden. “Jangan seperti sekarang anak ITB jadi Menkes, jadi Seskab. Itu ngaco,” ujar Syahganda.
Ngariung 1.000 Alumni ITB Bersama Anies Baswedan itu juga dihadiri oleh Prof. Miftah Farid, Prof. Emir Husni, Saiful Huda, Moh. Jumhur Hidayat, Novel Baswedan, dan Bambang Widjojanto. Dijadwalkan acara Ngariun bareng Anies akan dilakukan disejumlah perguruan tinggi lainnya. (Her)