Suasana gang baru Pecinan Kota Semarang yang nantinya akan direvitalisasi tahun 2024 menjadi destinasi wisata yang indah dan menarik untuk dikunjungi./dok.shafi-ei

Disperkim Anggarkan Rp10,5 Miliar Untuk Revitalisasi Pecinan Tahun Ini

Editorindonesia, Semarang- Disperkim (Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman) Kota Semarang, Jawa Tengah, menganggarkan Rp 10,5 miliar pada APBD 2024 untuk revitalisasi kawasan Pecinan Semarang. Revitalisasi yang dilakukan dengan penataan jalan-jalan lingkungan dan perkampungan.

Kepala Disperkim Kota Semarang Yudi Wibowo menyebutkan ada beberapa titik atau lokasi yang dilakukan penataan, di antaranya Gang Tengah, Gang Besen, Gang Gambiran, Gang Belakang, Gang Baru, dan Gang Cilik A hingga E.

“Total anggaran keseluruhan Rp50 miliar, tapi untuk tahun ini kami anggarkan di APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kota Semarang tahun 2024 sekitar Rp10,5 miliar. Untuk pembenahan jalan lingkungan, seperti saluran dan penataan jalannya,” kata Yudi, Rabu (17/1/2024).

Menurut dia, penataan jalan perkampungan di kawasan yang padat dengan bangunan berarsitektur Tionghoa tersebut juga akan dilakukan diikuti dengan penataan saluran atau drainase.

Dengan revitalisasi tersebut, diharapkan dapat menarik dan membuat betah wisatawan yang berkunjung. Ditambah letak Pecinan Semarang tidak jauh dari wilayah Kota Lama, jadi bisa terkoneksi dengan kawasan Kota Lama yang sudah terlebihdahulu direvitalisasi. Diharapkan, Pecinan akan menambah kunjungan wisatawan ke ibu kota Jawa Tengah.

“Biar jalan-jalan jadi bersih, menarik, dan ‘kempling’ bisa di koneksikan dengan wisata Kawasan Kota Lama,” katanya.

Pecinan termasuk dalam empat kawasan Semarang Lama, selain Kota Lama, Kampung Kauman, dan Kampung Melayu yang saat ini terus digenjot untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.

DPRD Pastikan Anggaran Tepat Sasaran

Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono mengatakan, Anggaran Disperkim Kota Semarang pada APBD 2024 naik dari sebelumnya pada APBD 2023 sekitar Rp290 miliar menjadi sekitar Rp330 miliar.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang ingin memastikan kenaikan anggaran tersebut benar-benar tepat sasaran. Dewan berharap kenaikan anggaran ini bisa menambah pelayanan kepada masyarakat.

“Sudah kami cek, betul anggaran paling banyak langsung untuk pelayanan kepada masyarakat, terutama untuk perbaikan sarpras (sarana dan prasarana) lingkungan,” ujar Suharsono.

Anggaran Disperkim yang cukup besar yaitu anggaran pokok pikiran dewan yakni sebesar Rp 146,5 miliar. Suharsono memaparkan, anggaran pokok pikiran tersebut untuk kegiatan yang bersifat fisik.

Dia menyebut, sumber perencanaan tidak hanya RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), rencana kerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan), namun juga ada pokok pikiran dewan. Seluruhnya masuk dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD).

“Kita mengusulkan saja aspirasi, terserah dinas yg melaksananakan. Rata-rata ada rentangnya 10 – 15 titik. Selama ini berjalan begitu. Kami tidak melihat angkanya. Itu kewenangan eksekutif. Kami bicaranya kinerja usulan aspirasi,” jelas Suharsono.

Tak hanya titik, kualitas dan volume proyek fisik melalui pokok pikiran dewan juga diharapkan meningkan Sehingga anggaran bertambah.

“Alhamdulillah, ada peningkatan. Sudah dua periode, baru meningkat tahun ini, meningkat titik dan volume. Kami harap besok meningkat lagi bisa 20 – 25 titik. Sekarang kurang lebih 13 – 15 titik,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Disperkim Kota Semarang, Yudi Wibowo mengatakan, ada beberapa dedicated programs atau program khusus Disperkim antara lain revitalisasi Pecinan senilai Rp 10,5 miliar, rehab rumah tidak layak huni (RTLH) sebesar Rp 15,3 miliar, fasilitasi sanitasi dan pembangunan sarpras sanitasi sebesar Rp 3,4 miliar, fasilitasi sumber air bersih senilai Rp 3,3 miliar.

Adapun pokok pikiran juga masuk dedicated program dengan anggaran sebesar Rp 146,5 miliar.

“Ada yang ngajukan perbaikan lampu, infrastruktur lain seperti jalan, paving, talud, beton. Itu aspirasi dari dewan. Per dewan sekitar Rp 1 miliar,” sebutnya. (Shafi Media Nusantara/EI-1)