Ratusan kapal nelayan bersandar di bibir pantai Kabupaten Rembang Jawa Tengah akibat cuaca buruk./Dok.EI-Shafi

Gelombang Tinggi, Ribuan Nelayan di Pesisir Pantura Tidak Melaut

Editorindonesia, Semarang – Gelombang tinggi ribuan nelayan di pesisir pantura Jawa Tengah tidak melaut.  Cuaca mendung dan hujan ringan mulai mengguyur beberapa daerah baik itu di wilayah pegunungan maupun dataran rendah.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah mengungkapkan selain potensi rob juga gelombang tinggi terjadi di kawasan pesisir pantura.

Cuaca di berbagai daerah di Jawa Tengah masih belum baik-baik saja. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang masih menjadi ancaman serius yang wajib untuk diwaspadai. Sebab cuaca yakni hujan lebat disertai angin kencang serta sambaran petir masih terjadi.

Potensi banjir air laut pasang (rob), diperkirakan terjadi pada petang, malam hingga dini hari, sehingga pendapat perhatian karena bersamaan intensitas hujan cukup tinggi hingga akan berdampak cukup luas. “Warga berada di daerah pesisir pantura harap waspada,” pesan BMKG.

Pemantauan editorindonesia.com, pada Senin (22/1/2024), cuaca buruk dan gelombang tinggi ini membuat ribuan nelayan di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa Tengah, di Brebes – Rembang tidak berani melaut. Mereka sejak pagi memilih istirahan melaut.

Para nelayan menyandarkan perahu dan kapal di pelabuhan serta muara sungai seperti Wonokerto dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (Pekalongan), Ngeboom dan Gringsing (Batang), Tawang dan Bandengan (Kendal), Tambaklorok (Semarang) dan Moro (Demak), karena gelombang di Laut Jawa kembali meninggi.

Sementara itu Prakiraan Stasiun Meteorologi BMKG Ahmad Yani, Semarang, Harits Syahid Hakim mengatakan cuaca di Jawa Tengah pada  umumnya berawan, namun potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat diperkirakan terjadi pada antara awal malam hingga malam hari.

“Angin dari arah tenggara ke barat daya berkecepatan 03-20 kilometer per jam, suhu udara berkisar 24-27 derajat celsius dan kelembapan udara berkisar 85-95 persen serta ketinggian gelombang laut utara 0,1-1,25 meter dan laut selatan 0,5-2,5 meter,” kata Harits Syahid.

Dengan kondisi ini, para nelayan tak bisa berbuat banyak. Mereka berharap cuaca kembali bersahabat agar bisa kembali mencari ikan di tengah laut.

Diprediksi puncak musim hujan Januari – Februari

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Jepara menggelontorkan 35,785 ton beras bantuan pangan. Masing-masing penerima mendapat 5 kilogram. Nantinya bantuan beras tersebut akan dibagikan kepada nelayan yang terdampak cuaca buruk.

Sebanyak 7.157 nelayan Jepara telah menerima bantuan beras cadangan pangan pemerintah. Diharapkan bantuan ini bisa mendukung ketersediaan pangan mereka. Terlebih masa paceklik ikan akan datang saat musim baratan.

Penyaluran beras secara simbolis dilakukan oleh Penjabat Bupati Jepara melalui Asisten I Sekda Jepara Ratib Zaini. Didampingi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Jepara Diyar Susanto, perwakilan Dinas Perikanan Jepara, lurah Ujungbatu, serta manajer Kantor Pos Cabang Jepara.

Asisten I Sekda Jepara Ratib Zaini menjelaskan, sasaran bantuan pangan ini sebanyak 7.157 orang. Penerimanya terdiri dari nelayan perikanan laut maupun darat. Mereka tersebar di seratus desa di 15 kecamatan. “Hampir seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara, kecuali Kecamatan Nalumsari,” ujarnya.

Penyaluran bantuan itu, disampaikan Ratib, Diharapkan bisa mengurangi beban ekonomi dan pengeluaran masyarakat nelayan. Khususnya jelang musim baratan. “Jangan dilihat dari jumlahnya, terpenting niat pemerintah membantu nelayan. Semoga musim baratan ini tidak seperti tahun kemarin,” tuturnya.

Dalam menyalurkan bantuan ini, pemerintah juga menggandeng PT Pos Indonesia. Manajer Kantor Pos Cabang Jepara Iman Budiharto menargetkan, seluruh bantuan rampung didistribusikan pada 21 Desember 2023. (Shafi Media Nusantara/ EI2)

Baca Juga:  Waspada Gelombang Tinggi hingga 3 Oktober di Penyeberangan Bali