Hasil Panen Petani CSA di Jatim Tembus GKP 9,2 Ton/Ha Padi
Editorindonesia, Tuban – Petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA) di Jawa Timur, tembus produktivitas 9,2 ton/hektare gabah kering panen (GKP). Pencapaian ini merupakan komitmen mendukung upaya Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, meningkatkan produksi padi dan jagung, yang dikemukakan Mentan pada ´Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Wilayah Jawa Timur´ di Tuban, Rabu (22/11/2023).
Mentan Amran Sulaiman mengajak seraya menyemangati petani dan penyuluh Jatim bagi peningkatan produksi padi dan jagung di Jawa Timur, guna mendukung pencapaian swasembada beras sehingga dapat menekan impor.
“Penyuluh adalah pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada pangan. Penyuluh jangan pernah mengeluh dan harus mengubah mindset serta keluar dari zona nyaman kalau ingin berhasil,” ucapnya.
Target swasembada Mentan Amran berkorelasi dengan Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Kabupaten Jember.
Komitmen tersebut dibuktikan lahan Demplot Scalling Up CSA dari Kelompok Tani (Poktan) Ngudimakmur 8 di Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas yang menembus produktivitas 9,2 ton per hektar GKP, setelah dilakukan hitung ubinan oleh petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, disaksikan pada Hadi Yulianto dari Tim Perencanaan Dinas TPHP Pemkab Jember.
Di hadapan 2.500 peserta ´Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Wilayah Jawa Timur´ di Tuban, Mentan Amran Sulaiman menegaskan tujuan kehadirannya di Jawa Timur, ialah untuk tatap muka dengan petani dan penyuluh guna memotivasi agar bersemangat mendukung peningkatan produktivitas pangan dan menekan impor,
“Terlebih menghadapi ancaman dampak El Nino yang begitu kuat saat ini yang berdampak langsung pada penurunan produksi,” katanya.
Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, jelas Mentan, untuk menekan impor dan swasembada, maka Kementan bersama semua pihak fokus pada produksi padi dan jagung untuk peningkatan produksi pangan khususnya padi dan jagung pada 2023 dan 2024.
“Dulu kita pernah swasembada beras, bahkan Indonesia pernah mendapat penghargaan dari Badan Pangan Dunia yaitu FAO, karena berhasil swasembada beras dan sekarang saatnya kita harus melanjutkan,” ajak Amran.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung di Jawa Timur serta untuk memotivasi para petani dan steakholders, penyuluh pertanian merupakan garda terdepannya.
“Penyuluh harus mendampingi petani mencapai peningkatan produktivitas dan produksi padi dan jagung. Dari pertemuan ini, diharapkan petani dan penyuluh kolaborasi di lapangan untuk meraih kembali swasembada pangan,” katanya.
Kunjungan kerja Mentan Amran Sulaiman turut dihadiri Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mewakili Direktur SIMURP, Bustanul Arifin Caya yang juga Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan. (Didi)
Baca Juga: Petani CSA Serdang Bedagai Buktikan Produksi Capai 7,6 Ton/Ha GKP