Hasil Polling Media: Anies Kuasai Masalah di Debat Capres Perdana
Editorindonesia, Jakarta – Sejumlah media melakukan polling usai debat Capres perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada 12 Desember 2023. Kali ini dengan topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga yang berlangsung di Gedung KPU. Hasilnya Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan sebagai pemenangnya.
Hal ini terlihat dari beberapa polling yang dilakukan media saat dan setelah melakukan siaran langsung, kemarin, semuanya menempatkan Anies sebagai pemenang debat.
Hasil polling Kompas menunjukkan Anies mendapatkan 37,9 persen mengungguli Ganjar Pranowo 22,6 persen, dan Prabowo Subianto 21,8 persen. Sebanyak 17,7 persen menyatakan tidak tahu. Hasil ini cukup mengejutkan lantaran sehari sebelum debat, Litbang Kompas melansir survei yang menempatkan Prabowo berada di posisi pertama dengan angka 39,3 persen. Anies, yang di beberapa survei berada di nomor buncit, secara mengejutkan berada di urutan kedua dengan 16,7 persen, dan Ganjar mendapatkan 15,3 persen.
Polling Tempo.co yang diikuti 7.000 suara menunjukkan Anies menguasai panggung debat dengan skor 69 persen, diikuti Ganjar 23 persen, dan Prabowo hanya mendapatkan 6 persen. Kumparan sampai Rabu, 12 Desember 2023 pukul 21.22 WIB yang diikuti 3.057 suara mencatatkan Anies meraih 65,52 persen, Prabowo 18,51 persen, dan Ganjar 15,96 persen.
Polling ini juga dilakukan oleh perseorangan atau anggota tim pemenangan nasional calon. Polling yang digelar Iwan Fals di Twitter yang diikuti 21.267 suara, menempatkan Annies dengan skor 67,8 persen, Ganjar 15,1 persen, dan Prabowo 9,1 persen.
Partai Sosmed, yang memproklamirkan mendukung Prabowo, hasil pollingnya juga dimenangkan Anies dengan 53,9 persen dari 13.805 suara. Prabowo mendapatkan 38,3 persen, dan Ganjar 7,8 persen.
Begitu pula Jubir PSI, Sigit Widodo yang pollingnya diikuti 26.893 suara, menempatkan Anies secara mutlak dengan persentase 82,6 persen, diikuti Ganjar 8,8 persen, dan Prabowo 5,6 persen.
Pengajar Komunikasi Politik di Universitas Paramadina, Abdul Rahman Ma’mun mengatakan, ada narasi yang dibangun, dengan mengacu debat capres di beberapa negara, termasuk Indonesia, bahwa debat capres tidak akan berpengaruh pada elektabilitas pasangan calon. “Intinya mengatakan debat itu hanya formalitas, hanya permainan panggung saja. Tapi apa yang terjadi dalam debat kemarin dan hasil polling media seharusnya bisa dibaca berbeda,” kata pria yang biasa disapa Aman ini menjelaskan saat dihubungi, Kamis (14/12/2023).
Aman menuturkan, selama ini muncul pandangan hasil debat hanya sedikit berpengaruh pada elektabilitas lantaran penonton debat sudah partisan dan sudah memiliki preferensi sebelumnya. Asumsi ini, kata Aman, bisa jadi benar karena mereka sudah menentukan pilihan.
“Tapi, Pemilu 2024 ada beberapa kondisi yang berbeda. Ada turbulensi politik, misalnya masalah pelanggaran berat etika di MK dan sudah dijatuhkan hukuman ke Ketua MK. Hal itu bisa berpengaruh pada pertimbangan memilih capres dan cawapres,” ujar Aman.
Menurut Aman, ada yang dilupakan dengan perkembangan debat dalam beberapa tahun terakhir. Di negara seperti Amerika Serikat misalnya, debat benar-benar dimanfaatkan tim capres untuk memengaruhi calon pemilih. Sebelum debat, tim melakukan persiapan visi misi, bagaimana membuat serangan, mengatur artikulasi dan intonasi, melakukan counter attack, berlatih dengan menghadirkan banyak orang, pakar komunikasi, dan psikolog. Hal ini benar-benar diperhitungkan lantaran debat bagaimanapun akan mempengaruhi suara saat pemilihan.
Selain itu, debat di Amerika Serikat tidak akan dibiarkan berlalu tanpa kampanye di media sosial. Tim capres mengerahkan influencer untuk mempengaruhi pemilih. Para influencer ini akan bertindak sebaga key opinion leader. “Yang paling penting, tim capres juga menyiapkan siapa yang mengendorse, mengglorifikasi, dan mengamplifikasi mereka untuk mempengaruhi calon pemilih yang masih bimbang, belum menentukan pilihan,” kata Aman.
Di Indonesia sekarang ini, hasil debat Capres perdana kemarin, menurut Aman, setidaknya menunjukkan narasi yang dibangun bahwa debat tidak akan berpengaruh signifikan pada elektabilitas, mungkin akan terkoreksi.
Aman menunjukkan pandangannya. Pertama, debat di era ini digunakan para tim capres untuk memproduksi konten di media sosial. “Materi debat akan dibuat konten pendek-pendek, dan disebar di medsos seperti short, tiktok, reels untuk menjangkau orang-orang yang enggan menonton debat dengan durasi panjang di televisi. Maka dengan sendirinya, mereka akan terpapar konten di gatget masing-masing. Argumen ini melemahkan anggapan bahwa seolah debat tidak signifikan dalam mempengaruhi suara pemilih,” ujarnya.
Kedua, kata Aman, jika melihat survei litbang Kompas sebelumnya yang memperlihatkan undecided voters meningkat menjadi,sekitar 28 persen, menujukkan para calon pemilih bimbang ini antara lain masih menunggu hasil debat. “Apalagi ini baru debat perdana, masih ada empat debat lagi, yang saya kira pada pilpres kali ini akan berpengaruh cukup signifikan terhadap elektabilitas,” ucapnya.
Ketiga, polling berbagai media yang menunjukkan Anies sebagai pemenang debat pertama. “Ini menunjukkan argumen bahwa debat tidak terlalu penting, ternyata cukup mengubah pandangan. Prabowo yang sebelumnya unggul di banyak survei elektabilitas, dan ternyata kedodoran di debat, hasil polling debat di banyak media tertinggal jauh dari Anies dan Ganjar,” ujarnya menambahkan. (Her)
Baca Juga: Jadwal dan Tema Debat Capres-Cawapres di Pilpres 2024