Editorindonesia, Jakarta – Indonesia terus menjajaki peluang kerja sama dan investasi dengan pihak luar untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital Tanah Air. Pada Forum US-ASEAN Business Council, pekan lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak pelaku bisnis Amerika Serikat untuk berpartisipasi secara positif dalam program investasi di sektor digital.
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya R. Wijaya Kusumawardhana mengatakan peluang bisnis itu telah didiskusikan sejak tahun lalu di Boracay, Filipina, saat pertemuan ASEAN Bussiness Council dengan Amerika Serikat.
“Proyek-proyek Indonesia yang sedang berjalan meliputi pusat data, serat optik, dan juga peluncuran Satelit High Throughput Indonesia, SATRIA-1 menjadi awal yang baik untuk terbukanya lebih banyak peluang kolaborasi masa depan di sektor digital,” ujar Wijaya dalam keterangan resmi, yang dikutip pada Minggu (10/9/2023).
Ia melanjutkan, Amerika Serikat dan ASEAN memiliki ikatan yang kuat selama lebih dari 46 tahun. Sebagai mitra dialog yang aktif, sudah cukup banyak kesepakatan bisnis, terutama dalam hal ekspor dan impor, jasa, dan investasi.
Bahkan negara anggota ASEAN telah menerapkan inisiatif utama Masterplan Digital ASEAN 2025, Rencana Induk Konektivitas ASEAN 2025, dan Komunitas Ekonomi ASEAN 2025. “ASEAN juga memperluas perannya di banyak sektor, termasuk di sektor digital, seperti penyimpanan data, infrastruktur TIK, pemanfaatan data, dan mekanisme transfer data, untuk meningkatkan daya saing dan mendorong ASEAN yang sejahtera, tangguh, dan inklusif,” paparnya.
Wijaya berharap Forum US-ASEAN Business Council akan menjadi wahana mengatasi permasalahan krusial, menjajaki jalur kerja sama baru, dan menegaskan kembali kemitraan Amerika Serikat dan ASEAN. “Dengan semangat mempromosikan investasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di Indonesia, saya juga menyambut baik diskusi dan kesepakatan yang akan berlangsung,” ungkapnya.
Pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara disebut akan mengalami pertumbuhan sebesar 6% setiap tahun. Data proyeksi dari East Asia Forum itu salah satunya dilatari dari pendapatan dalam sektor e-commerce yang mencapai US$130 miliar pada tahun 2022.
Sementara dalam acara ASEAN-Korea AI Youth Festa, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak Pemimpin Republic of Korea (ROK) memperkuat kerja sama program pertukaran teknologi, peningkatan kapasitas, pelatihan keterampilan dan bakat literasi digital, serta pengutan infrastruktur untuk UMKM dan startup.
“Kami ingin memperkuat kerja sama ekonomi, termasuk transformasi digital dan pengembangan startup dengan memperkuat jaringan antara startup Indonesia dan Korea, modal ventura, inkubator bisnis dan peluang pasar,” ujar Menteri Teten di Jakarta, pekan lalu.
Teten menegaskan revolusi industri keempat memberikan peluang yang sangat besar bagi pelaku usaha untuk mengakselerasi pengembangan bisnisnya.kUntuk menangkap peluang itu, Menkop dan UKM berharap kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan di kawasan regional bisa terjalin lebih erat. Kolaborasi yang baik diyakini akan menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global di masa depan.
“Kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam merespons disrupsi tersebut dengan memperkenalkan digital framework dan mengembangkan desain konsep solusi digital,” kata Menteri Teten.
Saat ini, pelaku UMKM di Indonesia yang sudah terhubung dengan ekosistem digital mencapai 22,8 juta dari target 30 juta UMKM pada 2024. Pemerintah akan berupaya maksimal agar target digitalisasi UMKM tercapai karena hal itu dipercaya mampu meningkatkan ketahanan dan daya saing mereka di kancah domestik ataupun global.
Menteri Teten menyadari upaya mengakselerasi dan mengagregasi pelaku UMKM untuk bisa on boarding pada ekosistem digital dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain kebijakan terkait e-commerce yang masih tumpang tindih, perlindungan data dan keamanan siber yang belum sepenuhnya terjamin, hingga kesenjangan literasi digital bagi pelaku UMKM.
Untuk itu, Teten mengatakan sinergi dan kolaborasi yang kuat antarpimpinan di kawasan ASEAN diperlukan untuk menghadapi seluruh tantangan dan hambatan dalam memajukan UMKM. “Kami harap kolaborasi yang dilakukan oleh negara-negara ASEAN mampu mempromosikan transformasi digital sebagai akselerasi pemulihan dan transformasi ekonomi,” tutupnya. (Frd)