Opini

Jurnalis Dibungkam Istana: MBG = Makan Bergizi Gratis atau Minta Berita Gemoy

×

Jurnalis Dibungkam Istana: MBG = Makan Bergizi Gratis atau Minta Berita Gemoy

Sebarkan artikel ini
Jurnalis Dibungkam Istana: MBG = Makan Bergizi Gratis atau Minta Berita Gemoy
dok.Editor Indonesia/HO
Jurnalis Dibungkam Istana: MBG = Makan Bergizi Gratis atau Minta Berita Gemoy

Oleh: Bambang Tjuk Winarno*

Diana Valencia, wartawati CNN Indonesia, mengalami perlakuan ora becik dari Istana Kepresidenan. Tanda pengenalnya sebagai wartawan peliput di lingkup kepresidenan dicabut oleh Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden. Padahal, ID itu merupakan syarat resmi bagi setiap wartawan yang bertugas meliput kegiatan Presiden.

Pencabutan terjadi setelah Diana melontarkan pertanyaan mendasar kepada Presiden Prabowo Subianto terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pertanyaan itu disampaikan secara doorstop di Bandara Halim Perdanakusuma pada 27 September 2025, sesaat setelah Presiden tiba dari kunjungan luar negeri.

Diana menyinggung kasus keracunan massal siswa akibat menu MBG, sebuah isu krusial yang menyangkut keselamatan generasi muda. Namun, justru pertanyaan kritis itu yang berujung pada pembredelan ID pers miliknya.

“Benar telah terjadi pencabutan ID Pers Istana atas nama Diana Valencia, pada 27 September 2025 pukul 19.15. Seorang petugas BPMI mengambil langsung ID itu ke kantor CNN Indonesia,” ungkap Titin Rosmasari, Pemimpin Redaksi CNN Indonesia.

MBG: Program Strategis yang Sarat Masalah

MBG merupakan kebijakan unggulan Presiden Prabowo sejak 6 Januari 2025, dengan tujuan meningkatkan gizi siswa PAUD hingga SMA/SMK, termasuk ibu hamil dan menyusui. Program ini diproyeksikan melahirkan generasi sehat dan tangguh.

Namun realitanya, program justru menimbulkan banyak persoalan:

  • Ribuan siswa keracunan. Data Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI) per 26 September 2025 mencatat 7.368 siswa menjadi korban keracunan MBG. Daerah dengan kasus terbanyak adalah Kabupaten Bandung Barat dan Pongkor.

    Jurnalis Dibungkam Istana: MBG = Makan Bergizi Gratis atau Minta Berita Gemoy
  • Mitra kerja merugi. Banyak pemasok bahan pangan seperti ayam, telur, beras, tahu, dan tempe mengaku belum dibayar, meski sudah menyalurkan barang.

  • Kualitas pengelolaan diragukan. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kerap dinilai lalai. Padahal, kantin sekolah terbukti lebih higienis dan jarang menimbulkan keracunan.

Artinya, masalah MBG bukan sekadar teknis, tetapi juga sistemik.

Pers Dibungkam, Publik yang Rugi

Pencabutan ID pers Diana Valencia bukan sekadar persoalan individu. Ia menjadi simbol bagaimana kekuasaan berusaha mengendalikan narasi publik. Padahal, UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 jelas melarang tindakan menghalang-halangi kerja jurnalistik. Pelakunya bisa dipidana.

Bila media cerdas, kasus ini justru dapat menjadi titik balik. Bukan dengan unjuk rasa atau pernyataan sikap semata, melainkan dengan:

  1. Melaporkan BPMI ke aparat penegak hukum atas dugaan pelanggaran UU Pers.

  2. Membanjiri publik dengan liputan investigatif terkait masalah MBG, sampai akar persoalan ditemukan dan solusi dituntut.

  3. Menegaskan posisi pers sebagai pencatat sejarah, bukan penyampai propaganda.

Media tidak boleh takut. Karena senjata pers adalah narasi yang tajam, berdaya pukul, dan mampu menembus tembok kekuasaan.

Catatan Akhir

Kasus ribuan siswa yang keracunan akibat MBG adalah kenyataan, bukan fiksi. Fakta itu harus ditulis, disiarkan, dan disampaikan apa adanya. Menutupinya sama saja mengkhianati fungsi pers sebagai pilar demokrasi.

Publik berhak tahu apakah program Makan Bergizi Gratis benar-benar menyehatkan anak bangsa, atau justru berubah menjadi Minta Berita Gemoy.

*) Jurnalis, Jawa Timur.