Editor indonesia, Jakarta – Aliran Sungai Ciliwung, yang berada di wilayah Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor tiba-tiba dipenuhi busa berwarna putih pada Sabtu (23/3/2024). Ternyata, busa-busa itu dari gudang penyimpanan bahan baku sabun.
Temuan itu kemudian dilaporkan kepada Satgas Naturalisasi Ciliwung, unsur wilayah, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor.
Dalam rekaman video viral tampak aliran Sungai Ciliwung dipenuhi busa putih. Busa tersebut memenuhi permukaan sungai di sepanjang aliran air.
Dari hasil investigasi tim gabungan Satgas Ciliwung Kota Bogor, DLH Kota Bogor, Satpol PP Kota Bogor, BPBD Kota Bogor, dan pemerintah Kecamatan Bogor Utara, menemukan dugaan sementara penyebab aliran Sungai Ciliwung mengeluarkan busa. Penyebab pencemaran sungai sepanjang 120 kilometer ini diduga berasal dari gudang transit limbah sabun yang berada di RT 02 Saung Alkesa, Kampung Bebek, Kedunghalang Bogor.
Lokasi gudang itu berada di bibir Sungai Ciliwung. Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso menjelaskan limbah busa muncul usai gudang tersebut mencuci tong di Sungai Ciliwung.
Tong tersebut berisi bahan baku sabun yang diperoleh pemilik gudang berinisial Martin (48) dari sebuah home industry sabun di Citeureup, Kabupaten Bogor.
“Yang bersangkutan (Martin) mendapatkan tiga barang ini (tong berisi bahan baku sabun) dari pengusaha home industry yang ada di wilayah Citereup, Bogor Kabupaten. Yang pada saat menerima barang ini (tong) masih ada sisa limbah dari sabun cuci, sabun pakaian, dan sabun lantai tersebut,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso, Senin (25/3/2024).
Sementara itu, Pemilik gudang (Martin) mengakui bahwa pihaknya membuang limbah sabun ke aliran Sungai Ciliwung tatkala sedang mencuci drum bekas penyimpanan gel sabun.
Ia berdalih bahwa awalnya gel sabun itu akan dijual untuk produk sabun pencuci piring, tetapi tak laku di pasaran. Martin pun langsung mencuci drum di Sungai Ciliwung dan ia tak mengira jika limbah sabun yang tersisa pada gentong bisa mengeluarkan banyak busa yang membuat aliran Sungai Ciliwung tercemar.
“Dipakai buat cuci piring, cuma ada yang bilang kurang busanya, jadi gak laku,” ucap Martin.
Disinggung soal apakah sabun ini berbahaya atau tidak jika dibuang ke sungai, Martin mengaku tidak mengetahui akan hal itu.
Mengenai status Martin, Bismo menyebutkan statusnya masih sebagai saksi dalam pemeriksaan ini. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel bahan baku sabun berbentuk gel, yang jadi penyebab Sungai Ciliwung berbusa.
” Masih saksi, karena kan harus berdasarkan laboratorium. Artinya jika hasil lab dari DLH menyatakan bahwa (gel bahan baku sabun) ini adalah barang berbahaya, barang yang tidak boleh masuk ke sungai atau tanah dan sebagainya, berarti ya masuk unsur pidana,” kata Bismo.
Polisi juga masih mendalami apakah ada unsur kesengajaan dalam pencemaran Sungai Ciliwung tersebut. Bismo memastikan pihaknya akan menindak tegas apabila ditemukan unsur kesengajaan.
“Kita masih penyelidikan, ketika ada kesengajaan, setahun beroperasi ada unsur sengaja, tentu kita akan lakukan penyelidikan lebih lanjut. Kalau misalnya dari hasil lab, (gel) ini adalah positif bahwa limbah yang kadarnya melanggar aturan undang-undang berarti masuk unsur pidana,” imbuhnya.
Adapun Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor Deni Wismanto mengatakan, instansinya masih akan menelusuri penyebab timbulnya busa di aliran Sungai Ciliwung. Untuk sementara, Dinas LH akan membawa gel tersebut untuk diuji laboratorium, memastikan apakah berbahaya atau tidak.
“Kami cek, saya belum kasih kesimpulan apa, nanti diuji dulu,” ucap Deni.
Hari ini terlihat Kondisi sungai saat ini tampak normal tanpa adanya buih atau busa. Aliran Sungai Ciliwung terlihat normal dari atas jembatan yang menghubungkan Kecamatan Bogor Utara dan Sukaraja tersebut. Air Sungai Ciliwung terlihat berwarna cokelat pekat karena dampak hujan deras. (Frd)