wisatawan di Kawasan Kampung Ketandan Yogyakarta/dok.shafi EI

Kampung Ketandan Yogyakarta, Waspada Parkir Nuthuk Saat Cuti Imlek 2024

Editorindonesia, Yogyakarta- Cuti bersama perayaan tahun baru Imlek 2024 telah ditetapkan pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 3 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023.

Berdasarkan SKB 3 Menteri tersebut, hari libur tahun baru Imlek 2024 memiliki 2 hari libur yang mencakup libur nasional dan cuti bersama. Yakni Jumat, 9 Februari 2024 Cuti Bersama Tahun Baru Imlek 2024 dan Sabtu, 10 Februari 2024 Libur Nasional Tahun Baru Imlek 2024. Sementara Kamis, 8 Februari 2024 Libur Nasional Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad, SAW.

Momen hari libur perayaan Tahun Baru Imlek, sering dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata atau berlibur. Terdapat beberapa tempat wisata di Yogyakarta yang identik dengan momen perayaan Tahun Baru Imlek, salah satunya Kampung Ketandan.

Kawasan Kampung Ketandan Yogyakarta ini kental bernuansa pecinan, dengan rumah-rumah arsitektur khas Tionghoa. Arsitektur ini mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya China yang menarik di tengah-tengah budaya Yogyakarta yang kuat dan masa penjajahan Belanda. Jadi tak mengherankan jika rumah-rumahnya memiliki corak arsitektur campuran antara China, tradisional Jawa, dan Indisch.

Corak arsitektur Tionghoa bisa dilihat dari model bubungan yang masuk dalam kategori Ngan San yang dipadu dengan model atap pelana khas Jawa. Sedangkan ragam hias seperti binatang, bunga, serta huruf-huruf China dan tempat persembahan pada leluhur memang sangat kental dengan budaya Tionghoa.

Untuk budaya Indisch khas Belanda tentu bisa dilihat dari dinding tebal dengan pilar-pilar penyangga serta bangunan dengan langit-langit yang tinggi. Selain itu, rumah-rumah di Kampung Ketandan sengaja dibangun menghadap ke jalan. Hal tersebut memang sengaja dibuat agar bangunan tersebut juga bisa menjadi area aktivitas perdagangan.

Pembagian tata ruang di rumah-rumah pecinan Ketandan biasanya dibagi menjadi ruang depan sebagai tempat berdagang, ruang tengah untuk kamar tidur, area belakang sebagai dapur atau kamar mandi, serta lantai atas untuk kamar bahkan juga gudang barang.

Bukan hanya mempunyai sejarah yang kaya serta arsitektur yang menakjubkan, menjelang perayaan Imlek kampung Ketandan akan semakin ramai karena biasanya akan ada Pekan Budaya Tionghoa (PBT).

Di sini, para pengunjung diajak melihat berbagai budaya Tionghoa seperti wayang potehi, festival lagu mandarin, dan tarian tradisional China.Pengunjung juga diajak menikmati berbagai makanan Tionghoa seperti bacang, yammie, dan lainnya.

PBT sendiri memang digelar untuk mengajak masyarakat lebih mengenal budaya Tionghoa yang menarik dan ajang berkumpul komunitas Tionghoa.

Dalam sejarahnya, Kampung Ketandan didirikan pada abad ke 18 – 19, oleh para pedagang Tionghoa yang datang ke Yogyakarta. Masyarakat Tionghoa yang tinggal di kampung ini umumnya berdagang untuk mencari nafkah. Sehingga kita akan menemukan banyak toko-toko di kawasan ini seperti toko obat tradisional, toko emas perhiasan, dan toko kelontong. Ada juga warung dan restoran khas kuliner Chia seperti Roti Djoen, Bakmi Ketandan, Yammie Ketandan, serta Sate Babi Ketandan yang populer.

Tak hanya level kecil, dalam beberapa tahun belakangan ini, Kampung Ketandan juga dirancang sebagai pusat ekonomi baru di Malioboro oleh Pemerintah DI Yogyakarta. Sehingga, sejak tahun 2022, pemerintah sudah berupaya merevitalisasi lima bangunan dan selanjutnya dilakukan penataan yang membuat Kampung Ketandan semakin terasa nyaman. Penataan ini dilakukan karena di Yogyakarta menjadi sumbu filosofi sebagai warisan budaya UNESCO.

Pengunjung dapat melihat berbagai macam tradisi dan kesenian Tionghoa, seperti barongsai dan liong dan mencicipi berbagai macam makanan khas Tionghoa.

Selain itu juga terdapat beberapa klenteng sebagai tempat ibadah umat Konghucu salah satunya Vihara Bodhisattvacarya. Vihara Bodhisattvacarya merupakan vihara tertua di Yogyakarta, yang dibangun pada tahun 1824.

Uniknya, di lokasi ini juga terdapat Masjid Pathok Negoro, salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta. Masjid ini dalam sejarahnya didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1773.

Terdapat juga sebuah komplek pemandian air yang dulunya digunakan oleh keluarga Keraton Yogyakarta, lokasi ini dikenal dengan nama Taman Sari.

Disisi lain Kebutuhan lahan parkir di Kota Jogja, khususnya kawasan Malioboro, saat ini memang terus meningkat. Terlebih dalam situasi libur hari raya seperti Imlek maupun hari libur nasional lainnya. Akibatnya, kerap bermunculan parkir liar dengan tarif tak sesuai aturan atau nuthuk.

“Berdasar pada pengalaman sebelumnya pada musim libur panjang di wilayah Kota Yogyakarta kerap diwarnai aksi “nuthuk” oleh oknum juru parkir atau jukir ditempar-tempat yang ramai dikunjungi para wisatawan seperti kawasan Malioboro Kota Yogyakarta. Tak jarang keluhan wisatawan terkait dengan aksi “nuthuk” tarif parkir ini disampaikan melalui media sosial,” ujar Baharuddin Kamba, Anggota Forpi Kota Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024.

Guna mengantisipasi terulangnya aksi “nuthuk” tersebut Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta mengingatkan kepada juru parkir maupun Pedagang Kaki Lima untuk tidak melakukan aksi “nuthuk” menetapkan tarif diluar ketentuan.

“Jangan dijadikan aji mumpung,” ujar Kamba.

“Forpi Kota Yogyakarta sudah sering mengingatkan para pemangku wilayah termasuk unit teknis terkait untuk melakukan pengawasan secara rutin agar dapat meminalimisir aksi “nuthuk” terjadi lagi,” jelasnya.

“Selain itu kanal-kanal informasi dan pengaduan terkait tarif parkir, misalnya, disampaikan ke para wisatawan misalnya melalui radio Jogoboro,” tambah Kamba.

Kamba mengingatkan, apabila ada keluhan dari para wisatawan segera ditindaklanjuti. Jangan menunggu viral di media sosial baru ada tindakan. Jika oknum jukir maupun PKL yang terbukti melanggar aturan yang ada, maka sanksi tegas harus diterapkan tanpa pandang bulu.

“Bagi para wisatawan yang hendak membeli makanan ataupun kuliner alangkah baiknya menanyakan harga terlebih dahulu. Termasuk PKL kuliner juga memasang tarif makanan atau minuman dan menjelaskan makanan tersebut satu paket atau sendiri-sendiri,” katanya.

“Jadikan momen libur panjang atau long weekend cuti bersama perayaan tahun baru imlek 2024 ini berkesan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta,” ujarnya. (Shafi Media Nusantara/ EI-2)