Editor Indonesia, Jakarta – Kawah Ojol karya seniman Kontemporer asal Korea Selatan Hyun Nahm, hadir di ROH Art Galery, Jalan Surabaya 66 Menteng, Jakarta. Seniman yang mengkhususkan diri pada seni patung dan instalasi, menggelar karyanya di sana sejak tanggal 16 November 2024 hingga 5 Januari 2025 mendatang.
Tema ‘Kawah Ojol’ yang diambil Hyun Nahm terinspirasi dari Kawah Ijen, kawasan gunung berapi yang terletak di daerah Jawa Timur.
Menurut Hyun Nahm, Kawah Ojol bukan sekadar observasi visual, tetapi juga upaya konseptual untuk memahami fenomena ojol atau ojek online sebagai metafora dari dinamika kerja dan kehidupan manusia di tengah kemajuan digital.
“Proyek ini memadukan unsur lokal dan global, menciptakan refleksi terhadap hubungan manusia, ruang, dan teknologi,” ungkap Hyun Hahm, dalam sebuah wawancara dengan Kurator Seni Mira Asriningntyas, yang dikutip Senin (9/12/2024).
Pada saat Hyun Nahm menjelejahi gunung berapi, ia menyadari bahwa yang meninggalkan kesan lebih kuat bukanlah pemandangan alam yang spektakuler melainkan berbagai objek dan tempat yang ia temui. Hal-hal yang mencerminkan bukti dan konteks kehidupan dan masyarakat di sekitar gunung berapi yang secara tidak langsung menggambarkan karakter kawah dan daerah tempatnya berada. Berbagai macam karya seni yang di tampilkan dalam pameran ini diantaranya, Faults, Erupted, Iram (Octagon), Puppeteer (archipelago), The Mine dan banyak lainnya.
Salah satu karya seni yang menarik yaitu, The Mine (Sulfur). Melambangkan sebuah kehidupan pekerja lepas dan penambang pada saat Hyun Nahm mengunjungi beberapa tempat rongsokan untuk melakukan penilitian dan mencari bahan-bahan untuk penelitian, ia menemukan potong-potongan helm, Fairing plastic kecil, kenalpot, hingga kerangka mobil yang besar hancur berkeping-keping sehingga ia membayangkan jalan yang padat kendaraan, kecelakaan yang tak terhitung jumlahnya. Maka dari itu The Mine (Sulfur) ideal untuk menggambarkan kerapuhan ekonomi serabutan.
“Survive ke 6 gunung berbeda di Indonesia dan beberapa wilayah-wilayah tertentu. Hyun Nham, mengambil refleksi dari Kawah Ijen yang meliput tentang barang-barang yang tersisa dari erupsi gunung merapi, kurang lebih konsepnya seperti itu. Tidak hanya menggunakan benda-benda yang rusak saja tetapi juga mencakup culture budaya dan ekonomi di indonesia. Untuk makna kata ojol, Hyun Nham sendiri mengatakan mayoritas pekerjaan di indonesia adalah ojol tetapi mereka tidak mempunyai asuransi atau jaminan yang jelas,” ungkap staf pameran Aal menjelaskan.
Hyun Nahm berharap bahwa melalui pameran ini, publik dapat terinspirasi untuk mempertimbangkan peran teknologi dalam membentuk realitas sosial mereka, baik sebagai peluang maupun sebagai tantangan yang perlu dihadapi dengan kesadaran kolektif. Ingin mengetahui lebih jauh, silahkan berkunjung ke ROH Art Galery. (Tim)
Baca Juga: Pelukis dari 9 Negara Ramaikan Borobudur International Art Festival 2023