Nusantara

Kelangkaan Elpiji di Sejumlah Daerah di Jateng, Harga Capai Rp 30.000 per Tabung

×

Kelangkaan Elpiji di Sejumlah Daerah di Jateng, Harga Capai Rp 30.000 per Tabung

Sebarkan artikel ini
Kelangkaan Elpiji di Sejumlah Daerah di Jateng, Harga Capai Rp 30.000 per Tabung
Warga di Kabupaten Jepara berdesakan membeli gas elpiji 3 kilogram/dok.Shafi editorindonesia

Editorindonesia, Grobogan – Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah, seperti Batang, Kendal, Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Pati, dan Grobogan menyebabkan harga melonjak. Warga terpaksa mencari hingga ke pengecer terjauh dengan harga melonjak Rp25.000-Rp50.000 per tabung.

Kondisi ini diduga karena ketersendatan pengiriman akibat banjir melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah. Cuaca buruk yang terjadi pada pekan lalu menyebabkan gelombang tinggi di laut, banjir dan puting beliung yang membuat rantai distribusi elpiji subsidi ukuran tiga kilogram terjadi keterlambatan pengiriman.

Sejumlah warga di beberapa daerah di Jawa Tengah mengaku sudah hampir dua minggu kesulitan mendapatkan elpiji subsidi ukuran 3 kg. Sejumlah pengecer mengalami kekosongan stok. Jika ada, harga yang dijual pun mencapai Rp 30.000.

“Saya dan suami sudah muter-muter mencari seharian, dari pada tidak memasak terpaksa beli Rp50.000 per tabung melon,” kata Nurkhayatun, warga desa Putatnganten, Kecamatan Karangrayung, Grobogan.

Senada Subari, 45, warga Pati, sejak beberapa hari alami kesulitan memperoleh gas elpiji. Bahkan beberapa pengecer yang masih tersedia menjual harga tinggi hingga Rp25.000-Rp27.000 per tabung melon.

“Bahkan ada yang menjual hingga Rp50.000 per tabung dan karena kepepet terpaksa dibeli juga,” tambahnya.

Kepala Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Kabupaten Pati Hadi Santosa membenarkan terjadinya kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram dan dimanfaatkan pihak tertentu dengan menjual tinggi. Hadi mengatakan ada oknum yang menawarkan elpiji melon tersebut Rp40.000-Rp50.000 per tabung.

Kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram tersebut, lanjut Hadi Santosa, karena adanya keterlibatan pasokan dari produsen dan disebabkan terhalang bencana banjir di sejumlah daerah.

“Kita telah meminta agar segera dilakukan penambahan pasokan elpiji melon itu, apalagi kebutuhan warga meningkat saat Ramadan ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Grobogan, Pradana Setiawan, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan surat ke Pertamina terkait kendala kelangkaan tersebut.

Pihak Pertamina lanjutnya, juga mengakui adanya kendala dalam pengiriman gas elpiji. Dia memastikan untuk wilayah krusial akibat terdampak banjir pihaknya telah meminta kepada Pertamina untuk mencukupi kebutuhan tersebut.

Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto mengungkapkan pemicu kelangkaan elpiji 3 kilogram disebabkan terjadinya peningkatan permintaan konsumen saat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional. Sementara ada kendala stok, karena hari libur yang tidak ada pengiriman LPG 3 kg ke pangkalan.

“Harga eceran tertinggi menurut Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah adalah Rp15.500 di pangkalan resmi pertamina, ada aduan warga kami harga elpiji melon melambung sampai dengan Rp25.000-Rp27.000 bahkan lebih jauh melampaui harga normal,” kata Bambang Pujiyanto.

Penjabat (Pj) Bupati Kudus M Hasan Chabibe juga bergerak mendatangi Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Kecamatan Kaliwungu setelah mendapatkan laporan kelangkaan dan melonjaknya harga elpiji 3 kilogram. Ia mengatakan berdasarkan pengecekan di SPBE tersebut stok tersedia dan masih aman.

“Kebutuhan suplai gas elpiji subsidi di Kabupaten Kudus sekitar 34 ribu tabung gas per hari, bahkan selama Ramadan ini ada penambahan 5%, tadi kita lihat mencukupi,” ujar M Hasan Chabibie.

Berdasarkan keterangan diterima dari SPBE, ungkap M Hasan Chabibie, terjadinya kelangkaan elpiji melon itu karena ada keterlambatan kapal pembawa gas karena cuaca buruk, namun saat ini sudah sandar hingga kondisi aman.

“Saya minta dinas terkait untuk mengawasi adanya pangkalan elpiji yang nakal tengah tersendatnya pasokan elpiji beberapa waktu lalu,” katanya.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menjelaskan, Harga Eeceran Tertinggi (HET) di Provinsi Jawa Tengah ditentukan oleh Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 541/15 Tahun 2015.

SK Gubernur tersebut berisi tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Liquied Petroleym Gas Tabung 3 Kg Pada Titik Serah Sub Penyalur/Pangkalan di Provinsi Jawa Tengah. HET elpiji 3 kg dalam SK tersebut adalah Rp 15.500 di sub penyalur/pangkalan yang dimaksud adalah pangkalan resmi.

Pangkalan resmi adalah pangkalan yang berkontrak dengan agen elpiji 3 kg dengan tanda papan yang memiliki papan nama pangkalan Pertamina. SK tersebut tidak mengatur harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer. (Shafi Media Nusantara/EI-2)