Kode Etik AI Diluncurkan OJK dan 4 Asosiasi Fintech
Editorindonesia, Jakarta – Panduan Kode Etik Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama empat asosiasi Fintech di Indonesia, yakni Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), dan Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI)
Peluncuran dilakukan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, Ketua Umum AFTECH, Ketua Umum AFPI, Ketua Umum AFSI, Ketua Umum ALUDI yang disaksikan oleh Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia. Di pembukaan Acara Puncak 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023, Kamis.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi mengharapkan panduan dimaksud dapat menjadi acuan bagi asosiasi untuk menyusun ‘code of conduct’ dalam rangka mengoptimalkan fungsi Artificial Intelligence (AI) di industri Fintech sehingga AI dapat memberikan manfaat dalam pengembangan Inovasi di sektor Fintech dan dapat memitigasi risiko yang muncul di kemudian hari.
“Peluncuran panduan ini merupakan komitmen OJK untuk terus bekerja sama dan berkolaborasi dengan asosiasi dan pelaku industri dalam memastikan penerapan teknologi ini dilakukan dengan bertanggungjawab dan dapat dipercaya. OJK juga senatiasa merangkul inovasi yang positif dan memberikan arah yang jelas bagi para pemangku kepentingan di industri insurtech,” ujar Hasan dalam keterangan persnya, Jumat (24/11/2023).
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar berpesan bahwa teknologi memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan pembangunan nasional dan menjadi pendorong utama bagi kemajuan ekonomi, sosial, serta lingkungan.
“Penting untuk diingat bahwa tanpa sustainable, tidak ada survival. Setiap kemajuan teknologi harus disertai dengan tanggung jawab yang salah satunya ialah pelindungan data dan konsumen dalam menggunakan keuangan digital yang merupakan pilar utama dalam membangun kepercayaan yang kokoh di tengah dinamika dunia keuangan digital. Good Corporate Governance (GCG) dan Governance Risk Compliance (GRC) memegang peran krusial dalam memastikan bahwa lembaga keuangan dan penyedia layanan keuangan digital menjalankan operasinya dengan transparansi, etika, dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku”, jelas Mahendra
Pada kegiatan dimaksud juga diluncurkan Insurtech White Paper yang berisi gambaran impelementasi model bisnis Insurtech di Indonesia, tercakup juga di dalamnya berbagai tantangan, peluang, saran terkait perumusan kebijakan.
5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023 sebagai acara puncak dari gelaran Bulan Fintech Nasional (BFN) 2023 resmi dibuka.
Ajang IFSE 2023 yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 23-24 November 2023 merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Pada gelaran tahun ini, IFSE 2023 mengambil tema “Accelerating Growth: Promoting Sustainable Integration and Collaboration for A Stronger Digital Economy.”
IFSE 2023 menyajikan berbagai agenda acara baik berupa diskusi panel, pameran, dan juga mini stage edutainment yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. Lebih lanjut, melalui berbagai acara yang dihadirkan di dalam IFSE 2023 diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami berbagai produk dan layanan fintech di Indonesia dan bertemu sekaligus berdiskusi dengan para pelaku industri fintech di tanah air.
Pada kegiatan IFSE 2023 ini terdapat 25 Sesi pada Main Conference atau Plenary Session, dengan lebih dari 70 pembicara nasional dan internasional yang menghadirkan para pelaku industri fintech, perwakilan regulator dan Kementerian/Lembaga terkait, serta asosiasi.
Kegiatan Summit yang berlangsung selama dua hari ini akan mengangkat berbagai topik menarik diantaranya terkait inklusi keuangan, talenta digital, trend pasar modal, transformasi perbankan digital, perkembangan aset kripto di Asia Tenggara, Cyber Security & Personal Data Protection (PDP), Digitalisasi UMKM, penguatan digital public infrastructure, kolaborasi fintech dengan industri perasuransian, potensi kepemimpinan perempuan dan kesetaraan gender di industri Fintech, outlook fintech industry 2024, dan masih banyak topik menarik lainnya. Tak kalah menarik, terdapat lebih dari 36 booth dari para regulator, asosiasi fintech, pelaku industri fintech, UMKM, dan Media Pendukung.
Sekretaris Jenderal AFTECH Budi Gandasoebrata mengungkapkan bahwa 5th IFSE 2023 merupakan momentum yang sangat penting bagi seluruh stakeholders untuk menentukan perkembangan, inovasi, dan juga masa depan sektor fintech di Indonesia. “Dalam IFSE 2023 seluruh stakeholders baik itu regulator, pelaku industri, maupun mitra-mitra lainnya akan bertemu dan berdiskusi untuk menentukan strategi yang tepat bagi pengembangan dan inovasi sektor fintech di Indonesia sehingga dapat menjangkau masyarakat yang masuk dalam kategori underbanked sehingga sektor ini dapat memiliki peran yang strategis dalam memajukan ekonomi digital di Indonesia melalui berbagai inovasi yang dilakukan,” jelas Budi.
“Berdasarkan AFTECH Annual Members Survey 2022/2023, Sebagian perusahaan fintech menyatakan telah melakukan perubahan atau ekspansi model bisnis, hal menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya fenomena tech-winter, menjadi momentum bagi pelaku industri untuk berinovasi, dengan meluncurkan berbagai inovasi produk dan layanan untuk mempertahankan kinerja perusahaan,” papar Budi. (Didi)