Konsumsi Daging Anjing di Solo Capai 90-100 Ekor per Hari
Editorindonesia, Semarang – Konsumsi daging anjing di Solo masih cukup tinggi, dari data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan kota Solo, terdapat 27 warung yang masih menjual daging anjing secara sembunyi-sembunyi. Jumlah konsumsinya mencapai 90 ekor hingga 100 ekor per hari.
“Kalau di kami, data sekitar warung ada 27 pendataan kita berapa daging sehari karang lebih 90 -100 ekor per hari dari 27 itu,” kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan pangan dan Peternakan Kota Solo, Eko Nugroho Isbandijarso ketika dihubungi editorindonesia.com, Jumat (12/1/2024).
Sementara dari pendiri Yayasan Sarana Metta Indonesia atau Animal Hope Shelter, Christian Joshua Pale menyebutkan, jumlah konsumsi daging anjing untuk dikonsumsi tembus 13 ribu ekor setiap bulannya di Jawa Tengah. Angka tersebut merupakan hasil investigasi dari Dog Meat Free Indonesia (DMFI).
“(Konsumsi daging anjing) di Jawa Tengah sangat tinggi, ada sekitar 13.600 ekor per bulan,” ungkapnya.
Sehingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengambil tindakan dengan menerbitkan surat edaran Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mengatur tentang pengawasan peredaran daging anjing, menyusul pengungkapan kiriman ratusan anjing tanpa dokumen legal dari Jawa Barat ke wilayah ini beberapa waktu lalu.
“SE (surat edaran) akan kita bahas dengan Pak Sekda besok Selasa, kalau SE nanti dalam bentuk himbauan belum bisa dalam tindakan. Isinya hanya himbauan untuk tidak melakukan penjualan,” kata Eko Nugroho Isbandijarso.
Kendati demikian, Eko mengatakan, hingga kini Pemkot Solo terus melakukan edukasi hingga sosialisasi. Hal tersebut mengingat daging anjing ialah ilegal.
“Karena (jual beli daging) anjing termasuk ilegal kita pendekatan sebatas ada komunikasi dan edukasi untuk masalah itu ya, kita lakukan sosialisasi dengan penjual anjing itu dan masyarakat dengan efek negatif dari konsumsi daging anjing,” katanya.
Eko menjelaskan sejumlah warung tersebut melakukan kegiatannya secara sembunyi-sembunyi. Namun, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan terkait pengambilan sampel untuk mendeteksi rabies. Ratusan Anjing Selundupan Dibeli Seharga Rp 250 Ribu per Ekor.
“Iya (sembunyi-sembunyi). Kita juga mengadakan pemeriksaan dan sosialisasi bahaya rabies. Memang selama kita mengambil sampel anjing, belum pernah ada positif rabies,” ungkapnya.
Di sisi lain, Eko mengaku masih sulit menghentikan penjualan daging anjing. Alasannya lantaran masih banyaknya peminat daging anjing di masyarakat.
“Sampai saat ini belum berhasil, karena ada budaya mengonsumsi daging anjing. Penyuplai anjing dari Jawa Barat, jadi ada kebutuhan dan produsen serta konsumen masih berlangsung,” katanya.
Sebelumnya aparat Polrestabes Semarang menetapkan lima tersangka dalam kasus penggerebekan truk pengangkut ratusan anjing yang akan dibawa ke rumah jagal ke Soloraya. Satu dari lima orang tersangka tersebut merupakan pemesan ratusan anjing yang rencananya akan dikonsumsi.
Dari keterangan pelaku, ratusan anjing tersebut didatangkan dari wilayah Subang, Jawa Barat. Dari 226 ekor anjing yang diangkut truk dengan nomor polisi AD 1358 YE tersebut dan 12 ekor di antaranya dalam kondisi mati.
Menurut tersangka Donal Harianto (43), setiap pengiriman ada dua surat resmi dari Polsek Subang, dan Dinas Peternakan dan Kesehatan UPTD Subang, Jawa Barat. Selain itu, kata Donal, dirinya juga menyetorkan uang sekitar Rp 850.000 ke kedua institusi tersebut agar mendapat surat jalan dan surat barang bawaan bukan hasil kejahatan.
“Betul, saya kasih Rp850.000 ke dua lembaga di Subang untuk urus surat masing-masing UPTD saya bayar Rp 550.000, Polsek bayar Rp300.000,” ucap tersangka, Rabu (10/1/2024).
Seekor Rp250.000
Badan Karantina Indonesia (Barantin) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) turut bergerak mengamankan lalu lintas hewan di seluruh wilayahnya. Hal ini pasca penangkapan truk yang mengangkut 226 ekor anjing di Exit Tol Kalikangkung Semarang, Sabtu (6/1/2024).
Peningkatan pengawasan dilakukan para petugas Barantin di tiap entry poin atau semua jalur laut, perbatasan jalur darat dan bandar udara yang menjadi akses masuk utama wilayah Jateng.
Kepala Barantin Jateng, Shokib, mendukung penuh pada tindakan pemberantasan perdagangan anjing di Jawa Tengah.
“Soal case terakhir perdagangan anjing dengan lokasi kejadian di Kalikangkung kita dukung. Karena kita sinergi maka perlu ada penanganan dari sektor hulu ke hilir. Kami musti menjaga wilayah Jawa Tengah sebagai kawasan salah satu propinsi yang masih bebas rabies. Oleh karenanya sangat perlu kita lindungi,” tegas Shokib. (Shafi Media Nusantara/EI-1)
Baca Juga: Tol Solo-Yogya Dibuka Fungsional Hari Ini, Max 40 km/jam