Disnaker Kebumen membuka layanan konsultasi karir/dok.disnaker-kebumen

Layanan Career Coaching Setiap Dinas Ketenagakerjaan Perlu Dimaksimalkan

Editor Indonesia, Jakarta – Layanan career coaching (konsultasi karir) di setiap dinas ketenagakerjaan harus dimaksimalkan, mengingat International Monetary Fund (IMF) menempatkan Indonesia ke dalam peringkat pertama negara dengan pengangguran tertinggi di ASEAN. Pemerintah perlu memaksimalkan strategi yang ada dan berinovasi agar program ketenagakerjaan dapat menyelesaikan permasalahan pengangguran tersebut.

Hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain adalah memaksimalkan layanan konsultasi karir (career coaching) yang tersedia di setiap Dinas Ketenagakerjaan daerah untuk menyelesaikan permasalahan pengangguran. Career coaching merupakan sebuah metode pendekatan 1 on 1 antara coach dan coachee (orang yang dibina) terkait dengan karir dan informasi seputar dunia kerja. Pendekatannya dilakukan dengan cara berkonsultasi untuk melatih pekerja atau calon pekerja agar siap mendapat pekerjaan yang mereka impikan.

“Di setiap Disnaker saat ini sudah terdapat pusat konseling karir gratis. Layanan career coaching perlu dimaksimalkan dan dimanfaatkan secara luas oleh para job seeker dan masyarakat umum. Berdasarkan riset ilmiah, kegiatan career coaching cenderung lebih efektif dalam membantu job seeker menemukan pekerjaannya, ketimbang mereka mencari pekerjaan sendiri setelah lulus sekolah atau kuliah. Dengan memaksimalkan career coaching, maka jumlah penyerapan tenaga kerja dapat dioptimalkan,” kata Pemerhati Ketenagakerjaan, Dani Satria dalam siaran persnya yang dikutip Kamis (8/8/2024)

Dani menambahkan, kegiatan career coaching ini perlu diperkenalkan lebih dalam lagi bagi para lulusan SMK. Seperti diketahui bahwa angka pengangguran lulusan SMK merupakan tertinggi di Indonesia. Maka dari itu, dari pihak sekolah perlu mengarahkan siswanya agar dapat memaksimalkan layanan career coaching di Disnaker setempat.

“Harapannya, pemerintahan Prabowo-Gibran di masa depan dapat memiliki banyak terobosan program dan pencapaian dalam hal ketenagakerjaan. Terutama pada program yang dapat mengakomodir potensi usia produktif seperti Gen Z dan Gen Alpha yang sedang meniti serta menjalani karir di dunia kerja. Hal ini dilakukan agar masyarakat usia produktif tidak pesimis dalam mendapatkan pekerjaan serta mereka mendapatkan kemudahan dalam membuka usaha,” imbuh Dani.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia menjadi salah satu negara dengan upah terendah di dunia. Selain itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menyebut bahwa 25,2 juta orang di Indonesia masih miskin. Maka dari itu, permasalahan ini akan menjadi tantangan di pemerintahan selanjutnya. (Jio)