Milenial Muhammadiyah Siap Menangkan AMIN di 2024
Editorindonesia, Jakarta – Kalangan milenial Muhammadiyah yang menyebut diri MU Perubahan mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia 2024. Deklarasi ini dilakukan perwakilan Dewan Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jabodetabek, Tasikmalaya, Garut, dan Bandung di Pendopo Rumah Anies di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (16/10/2023).
“Pak Anies adalah calon presiden yang insyaallah satu-satunya dipilih warga Muhammadiyah. Kami Bersama perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jabodetabek plus dari Tasikmalaya, Garut, dan Bandung menyampaikan dukungan dan menyatakan warga Muhammadiyah siap bersinergi memajukan Indonesia,” kata pemimpin rombongan, Fahman Habibie, mantan Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Kedatangan seratusan orang perwakilan pimpinan daerah bersama generasi muda Muhammadiyah itu sekaligus untuk menepis anggapan bahwa warga Muhammadiyah enggan mendukung Anies lantaran berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, yang merupakan kader Nahdliyin. “Apapun keputusan Pak Anies, kami mendukung sepenuhnya,” kata Fahman.
Fahman meyakinkan suara warga MU bulat mendukung AMIN. “95 persen warga Muhammadiyah mendukung Pak Anies Baswedan sebagai Presiden Indonesia 2024-2029. Lalu muncul pertanyaan, di mana 5 persennya? 5 persennya adalah pelaku,” seloroh Fahman yang disambut derai tawa peserta.
Deklarasi dukungan itu disertai keputusan Muhammadiyah untuk mengirimkan Beni Pramula, sebagai ketua relawan dari Muhammadiyah yang akan bersinergi dengan Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. “Kami mewakafkan Beni Pramula untuk duduk di Tim Pemenangan merancang strategi pemenangan bersama Pak Anies dan Pak Muhaimin,” kata Fahman.
Saat ini, Beni sudah menghimpun para relawan muda Muhammadiyah hingga tingkat ranting yang akan berkampanye dan mengawal pelaksanaan pencoblosan hingga penghitungam suara untuk menghindari kecurangan. Menurut Beni, meski Muhammadiyah tidak mendeklarasikan dukungan secara terbuka sebagai organisasi, tapi langkahnya sudah direstui Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
“Kami siap jiwa dan raga membela Pak Anies. Tim relawan ini bisa menjadi jubir-jubir Anies di daerah,” kata Beni.
Baca Juga: Projo Terbelah, Ada Pro Prabowo dan Pro Ganjar di Pilpres 2024
Mantan Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid yang turut dalam rombongan Muhammadiyah ini menyatakan MU Perubahan tidak melanggar kesepakatanperserikatan. “Saya sudah bertemu Pak Haedar Nashir. Fakta bahwa Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah sejak dulu tidak lepas dari kepedulian. Warganya selalu terlibat dalam pemilihan presiden,” ujarnya.
Hidayat menuturkan, ia kerap dicurhati warga Muhammdiyah bagaimana membantu perjuangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Ia mengetahui dukungan dari warga Muhammadiyah kepada pasangan AMIN.
“Kita tidak boleh hanya terpaku pada jumlah yang banyak tapi bagaimana yang banyak ini benar-benar bisa dimaksimalkan. Orang Islam jangan sampai dicurangi makanya dikawal, seperti yang diajarkan pada kita, ‘Innamal a’malu binniyat’,” kata mantan Ketua MPR RI itu.
Anies menyambut hangat kedatangan warga MU Perubahan ini. “Kami merasa mendapatkan support yang luar biasa ketika teman-teman generasi baru Muhammadiyah hadir bersama. Mereka-mereka adalah pribadi yang secara hitungan usia masih belia tapi mereka memilih untuk terlibat langsung mendukung,” kata Anies.
“Insyaallah ini menjadi penanda bahwa ada gelombang tak terlihat yang menginginkan perubahan, yang selama ini mungkin tak terlalu tampak di permukaan, tapi mereka hadir,” lanjut Anies.
Ayah empat anak ini menuturkan, ia kerap mendapatkan nasihat dari Haedar Nashir. “Setelah deklarasi kemarin, pengen bersilaturahmi dengan Pak Haedar. Sering berkonsultasi dengan beliau dan menasihati saya,” kata Anies.
Menurut Anies, ada kedewasaan yang khas pada Muhammadiyah dan warganya: Tidak gampang cemburu. Ia memberikan contoh, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga tepat setahun lalu, Anies pernah menawarkan tanah untuk didirikan masjid. Tapi tawaran itu ditolak Pimpinan Daerah Muhammadiyah DKI.
“Mereka malah minta tanah di Kalideres yang berdekatan dengan warga miskin. Tanah itu akan dipakai untuk membuat rumah sakit yang bisa dimanfaatkan warga masyarakat di sekitarnya,” puji Anies. (Ham)