Editorindonesia, Gaza – Pakar PBB Pedro Arrojo-Agudo meminta pihak berwenang Israel untuk berhenti menggunakan air sebagai senjata perang. Lantaran itu, Israel harus mengizinkan pasokan air bersih dan bahan bakar masuk ke Gaza.
“Israel jangan lagi menghalangi suplai air minum di Jalur Gaza, ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Sebab, membuat warga Gaza berisiko mati karena kehausan dan penyakit yang berkaitan dengan kurangnya air minum yang aman,” kata Arrojo-Agudo yang juga pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (18/11/2023).
Dalam aturan hukum internasional, kata Arrojo-Agudo, bila sebuah negara sengaja merampas kebutuhan sipil untuk mempertahankan hidup, dengan tujuan untuk membunuhnya diklasifikasikan sebagai tindakan pemusnahan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) menyebutkan kehabisan bahan bakar di Gaza, dan kurangnya listrik telah menimbulkan dampak yang sangat buruk, termasuk berhentinya pasokan air, sistem pengelolaan limbah, layanan sanitasi, jaringan komunikasi, dan fasilitas kesehatan.
“Saya ingin mengingatkan Israel bahwa secara sadar mencegah pasokan yang dibutuhkan untuk air bersih masuk ke Jalur Gaza melanggar hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional,” kata Arrojo-Agudo.
Dampak terhadap kesehatan dan kebersihan masyarakat, ungkap dia, tidak akan terbayangkan. Dapat mengakibatkan lebih banyak kematian warga sipil daripada jumlah korban jiwa yang sudah sangat besar akibat pengeboman Gaza.
Dia memperingatkan bahwa anak-anak, terutama yang berusia di bawah lima tahun, dan perempuan adalah yang paling menderita akibat darurat air dan sanitasi.
“Korban perang yang sering kali tidak terlihat ini dapat dicegah dan Israel harus mencegahnya,” tegasnya.
“Israel harus berhenti menggunakan air sebagai senjata perang,” tambahnya.
Menurut UNRWA, sekitar 70 persen warga Gaza harus meminum air yang terkontaminasi atau air asin untuk bertahan hidup. Banyak fasilitas yang berhubungan dengan air di seluruh wilayah telah berhenti beroperasi, termasuk dua stasiun pemompaan air limbah utama di selatan, ditambah beberapa lainnya, 60 sumur di Gaza selatan, dua pabrik desalinasi utama, di Rafah dan Jalur Tengah dan pabrik pengolahan air limbah Rafah. (Her)
Baca Juga: PBB Sebut Israel Bunuh 4.104 Anak-anak Palestina sejak 7 Oktober 2023