Pelukis dari 9 Negara Ramaikan Borobudur International Art Festival 2023
Editor Indonesia, Magelang – Puluhan pelukis dari sembilan negara mengikuti Borobudur International Art Festival (BIAF) 2023. Acara ini merupakan promosi pariwisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Mereka mewakili berbagai aliran seni lukis.
Sembilan negara tersebut, ungkap salah seorang panitia BIAF Eastingmedi, yakni Nepal (dua orang), Singapura (dua orang), Vietnam (empat orang), Jepang (enam orang). Kemudian ada dari India, Philipina, Polandia, dan Thailand masing-masing satu orang. Mereka berkumpul di Limanjawi Art House untuk kegiatan BIAF ini.
“Paling banyak dari Indonesia. Para seniman ini sudah ada di Magelang sejak Minggu (17/9) lalu mengikuti workshop dan melukis. Hasil lukisannya akan dipamerkan bersama pada Sabtu (23/9),” kata Eastingmedi, kemarin,
Ketua Panitia BIAF 2023 yang juga Pelukis dari Magelang, Umar Chusaeni, mengatakan, para pelukis dari sembilan negara itu sudah datang sejak sebelum kegiatan Art. Mereka juga sudah mengeksplorasi pariwisata sekitar Candi Borobudur dan ikut mempromosikannya ke negara masing-masing melalui media sosial.
“Para seniman ini juga memiliki jaringan dengan pemerintah dan penduduk dari negaranya, diharapkan mereka ikut mempromosikan pariwisata Borobudur ini pada mereka,”ujar Umar.
Sebelumnya, lanjut Umar, 95 persen seniman ini tidak saling mengenal. Mereka kemudian berinteraksi dalam kegiatan ini dan mengenal Borobudur. Momen ini memumculkan keharmonisan hubungan para seniman, sekaligus menunjukan tidak adanya skat dalam seni.
Diceritakan Umar, sejak Minggu (17/9) hingga Kamis (21/9) para seniman dari sembilan negara ini telah membuat lukisan sesuai gaya dan alirannya masing-masing. Tiap penulis membuat tiga lukisan yang berbeda dengan tema beragam sesuai kreativitas masing-masing orang. Nantinya hasil karya lukisan itu akan dipamerkan di Limanjawi Art House Borobudur pada Sabtu (23/9).
“Galeri Limanjawi Art House ini biasa dikunjungi wisatawan yang datang ke Candi Borobudur. Jadi mereka pun akan menyaksikan lukisan yang dipamerkan di sini karya pelukis dari sembilan negara,”ujar Umar.
Kegiatan BIAF, lanjut Umar, diinisiasi para seniman sekitar Candi Borobudur. Ini juga upaya menghidupkan suasana berkesenian pasca Pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui, pandemi telah memukul hampir seluruh bidang kehidupan, termasuk juga berdampak secara ekonomi pada para seniman dan juga pariwisata Candi Borobudur. Kegiatan ini juga memberikan informasi tentang kondisi dan situasi Borobudur.
“Kami sebagai pelaku seni membuat peristiwa budaya di sekitar Candi Borobudur yang juga merupakan maha karya seni karya nenek moyang sejak 1200 an tahun lalu. Kami berkumpul karena di jaman modern dan digital ini memudahkan komunikasi seniman dunia,”katanya.
BIAF ini, menurut Umar, merupakan yang pertama kali diselenggarakan. Para seniman bertekad ke depan akan menggelar kegiatan ini secara rutin. Diharapkan BIAF dapat memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi pada masyarakat secara umum dan keberadaan pariwisata Candi Borobudur. Serta dapat menginspirasi orang banyak. (Kim)