Penduduk Swedia Panik Dihimbau Bersiap hadapi Perang
Editorindonesia, Stockholm – Penduduk Swedia dibuat panik oleh pernyataan Menteri Pertahanan Sipil Swedia Carl-Oscar Bohlin yang menyebutkan perang bisa terjadi di Swedia. Karena itu, negara kecil Nordik yang berpenduduk 10,4 juta jiwa perlu bersiap-siap menghadapinya.
Sebelumnya, Panglima tertinggi Swedia Micael Bydem juga memperingatkan bahwa perang Rusia dengan Ukraina hanyalah sebuah proses bukan tujuan akhir. Dalam wawancara lanjutan dengan stasiun televisi nasional TV4, ia mengatakan bahwa seluruh rakyat Swedia perlu bersiap menghadapi perang.
“Kita perlu menyadari betapa seriusnya situasi ini, dan setiap orang, secara individu, perlu mempersiapkan diri secara mental,” ujar Bydem dikutip dari laman France24, Sabtu (20/1/2024).
Pernyataan kedua pejabat tinggi tersebut, menyebabkan kepanikan meluas di Swedia. Penduduk Swedia bersiap-siap menghadapi kemungkinan perang. Namun, Gustav Wallbom, seorang pengusaha dan petani berusia 37 tahun yang diwajibkan mengikuti wajib militer Swedia mengaku tidak terkejut dengan seruan agar orang Swedia bersiap menghadapi perang.
“Fakta bahwa Rusia, yang letaknya sangat dekat dengan Swedia, kini sedang berperang dengan Ukraina. Sangat mungkin berlanjut ke Swedia, apalagi semua kasus spionase akhir-akhir ini serta upaya Rusia untuk mempengaruhi (opini publik) menambah kemungkinan perang dengan kami,” ungkap Wallbom.
Mengindahkan seruan para pejabat seperti banyak orang Swedia lainnya, dia segera menuju ke toko perangkat keras untuk membeli peralatan krisis.
“Saya membeli bahan bakar, minyak lampu, korek api, dan tangki air,” kata Wallbom, yang merupakan seorang cadangan militer yang tengah bersiap penempatan barunya untuk tugas kasus perang.
Meskipun ini bukan pertama kalinya para pejabat negara tersebut memperingatkan bahaya dari tetangga mereka yang semakin agresif, Rusia. Namun seruan itu secara eksplisit mengatakan Swedia berpotensi menjadi sasarannya dan menjadi zona perang.
Tempat Perlindungan Meningkat
Juru Bicara Badan Kontinjensi Sipil Swedia (MSB) Elin Bohman mengatakan seruan tersebut telah mendorong peningkatan kunjungan ke peta tempat perlindungan bom berbasis web sebanyak 3.500%. Terdapat pula peningkatan unduhan peta itu sebesar 900%.
“Kami belum pernah merasakan permintaan seperti itu sejak pecahnya perang di Ukraina,” katanya.
Kondisi serupa juga terjadi pada peningkatan jumlah unduhan buklet petunjuk dalam situasi perang yang diterbitkan selama Perang Dunia II. Itu didistribusikan ke seluruh rumah di Swedia secara bertahap selama Perang Dingin hingga 1961.
Pada 2018, buku tersebut direvisi dan diterbitkan kembali setelah aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014. “Tiba-tiba saja situasi global berubah, yang berarti kami beralih dari fokus hanya pada krisis masa damai menjadi juga memasukkan perencanaan pertahanan total dalam upaya memperkuat negara kami. sistem pertahanan total. Dan salah satu upayanya adalah memastikan bahwa kita memiliki masyarakat yang mendapat informasi dan siap,” katanya.
Pada 2022, ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, buklet tersebut kembali dikirimkan. Panduan ini berisi informasi tentang cara bersiap dan bertindak dalam situasi krisis, mulai dari pemadaman listrik dan kebakaran hutan hingga serangan dunia maya dan perang.
Pada saat yang sama, MSB juga mendorong masyarakat Swedia untuk menyiapkan perlengkapan krisis di rumah, yang berisi kebutuhan seperti radio, makanan, air, kantong tidur, dan kompor kemah.
Beberapa perusahaan telah memanfaatkan pasar peralatan krisis dengan menawarkan peralatan makanan siap santap yang dapat bertahan hingga 25 tahun.
Sejak 2022, dan khususnya setelah Swedia menentang ancaman Rusia dan meluncurkan upaya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO, situasi di negara tersebut menjadi semakin tegang. Sebelum bergabung dengan NATO, Swedia belum bersekutu secara militer selama 200 tahun.(Her)