Reza Indragiri Amriel/dok.fajar.co.id

To You Whomever, Sudah Dapat Suratnya?

Penulis Reza Indragiri Amriel, S.Psi., M.Crim. adalah ahli psikologi forensik

Editor Indonesia – Asumsikan, peristiwa Cinere adalah bunuh diri. Anggaplah, surat bertajuk To You Whomever ditulis sendiri oleh pelaku.

Bunuh diri adalah buah dari keputusan yang amat sangat serius sekaligus amat sangat salah. Ini harus ditandaskan agar peristiwa bunuh diri tidak dipelajari sebagai jalan keluar atas problematika hidup.

Bunuh diri tidak memiliki pembenaran, titik. Alih-alih menyelesaikan masalah, bunuh diri justru melipatgandakan masalah. Minta kekuatan kepada Tuhan. Dan, jika perlu, cari bantuan kepada manusia.

Jadi ‘aneh’ bahwa surat tentang suatu keputusan yang amat sangat serius itu tidak dialamatkan ke pihak tertentu, melainkan ditujukan ke siapapun. Seolah tidak ada orang tertentu, baik itu keluarga, sahabat, dokter pribadi, atau siapa pun yang dipandang layak menjadi tempat curhat.

Sudah dapat surat pelaku?

Karena mencantumkan “whomever”, maka media dan masyarakat berhak tahu. Itu yang diinginkan pelaku, yakni–pertama–bunuh dirinya pelaku bukan peristiwa pribadi, melainkan kejadian yang harus menjadi perbincangan khalayak luas.

Kedua, agar semua orang tahu isi surat itu dan menindaklanjutinya dengan cara yang tepat.

Surat yang dikirim ke whomever itu merupakan properti publik. Bukan benda yang boleh disikapi oleh instansi tertentu, termasuk kepolisian, semata. Semua pihak ‘terbebani’ oleh surat itu.

Whomever menjadikan surat itu sebagai aset yang bernilai positif. Bahwa, bunuh diri sesungguhnya bukan isu yang intisarinya berada di ranah penegakan hukum.

Sekian banyak pemangku kepentingan harus ikut ‘cawe-cawe’, termasuk dalam rangka pencegahan agar tidak terjadi peniruan (copycat suicide) dan wabah bunuh diri (suicide epidemic).

Jangan lupa. Selama pandemi Covid 19, fokus kita tertuju pada perang terhadap virus. Kesehatan fisik menjadi sasaran berbagai kebijakan. Kurang proporsional perhatian diberikan pada kesehatan jiwa.

Akibatnya, jangan-jangan, berbagai peristiwa kejahatan ekstrim dan tragedi kemanusiaan yang terjadi pada waktu-waktu belakangan ini merupakan manifestasi dari terkesampingkannya perhatian pada kesehatan jiwa tersebut.

Sebelumnya pada Kamis (7/9/2023) telah ditemukan jasad seorang ibu berinisial GAH (65) dan anak berinisial DAW (38).

Keduanya telah menjadi kerangka di dalam kamar mandi di perumahan di Jalan Pesanggrahan 8 Nomor 39 RT 1 RW 16 Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.

Kasus ini berawal dari kecurigaan warga dan petugas keamanan yang melihat kondisi rumah korban selalu dalam keadaan gelap tanpa listrik sejak satu bulan terakhir. (*)