Editor Indonesia, Jakarta – Indonesia Corruption Watch (ICW) baru-baru ini menghadapi masalah ketika akun Instagram resmi mereka, @sahabaticw, ditangguhkan oleh META pada Kamis (29/8) karena dianggap melanggar aturan internal platform. Hingga Jumat (30/8) pukul 11.00 WIB, ICW masih belum dapat mengakses akun tersebut dan sedang berupaya mengajukan banding atas keputusan penangguhan tersebut.
Peneliti ICW, Tibiko Zabar, menyatakan bahwa penangguhan akun ini diduga memiliki motif politik. “Kami menduga keras bahwa penangguhan akun instagram ICW bermotif politis yang disebabkan orkestrasi untuk secara ramai-ramai dan serentak melaporkan akun @sahabaticw,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan tertulis yang diterima wartawan, Jumat (30/8/2024).
Dugaan ini muncul karena akun @sahabaticw aktif mendukung aksi demonstrasi “Peringatan Darurat” yang menolak upaya perpanjangan kekuasaan keluarga Presiden Joko Widodo.
Dalam beberapa hari terakhir, ICW bersama sejumlah organisasi masyarakat sipil lainnya gencar menyuarakan berbagai kampanye seperti #PeringatanDarurat, #KawalPutusanMK, #TolakDinastiJokowi, dan #AdiliJokowi. Sebelum akun ditangguhkan, ICW juga menerbitkan serangkaian konten yang mengkritik upaya pemerintahan Jokowi untuk menghindar dari kontroversi terkait revisi UU Pilkada serta lambatnya pembahasan RUU Perampasan Aset.
Menurut Tibiko, kritik ICW tersebut bertujuan untuk mengoreksi narasi yang berusaha mendiskreditkan aksi protes sebagai gerakan “pesanan” dengan hanya berfokus pada isu revisi UU Pilkada. “Kami menduga kuat bahwa apa yang dialami @sahabaticw juga ada kaitan dengan aktivitas kampanye yang tengah ICW lakukan bersama koalisi,” tegas Tibiko.
Penangguhan akun @sahabaticw juga terjadi bersamaan dengan diskusi publik yang diadakan ICW sehari sebelumnya (28/8) di Resonansi atau Rumah Belajar ICW. Forum tersebut membahas pentingnya gerakan warga yang terorganisir dalam merespons isu-isu kritis, terutama setelah aksi #KawalPutusanMK.
Agus Sunaryanto dari ICW menambahkan, “Penangguhan @sahabaticw pada waktu yang bersamaan dengan kampanye #PeringatanDarurat patut dilihat sebagai bagian dari upaya pembungkaman suara publik kritis.” Ia mengingatkan bahwa apa yang dialami oleh ICW bisa terjadi pada organisasi atau individu lain yang memiliki semangat dan posisi yang sama.
Kejadian ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat sipil dalam menyuarakan kritik terhadap pemerintah. Penangguhan akun media sosial ICW menjadi sinyal bahwa suara-suara kritis harus terus waspada dan siap menghadapi berbagai bentuk pembungkaman. (Frd)