Internasional

AS Cabut Sanksi Suriah, Demi Investasi dari Saudi,

×

AS Cabut Sanksi Suriah, Demi Investasi dari Saudi,

Sebarkan artikel ini
Demi Investasi dari Saudi, AS Cabut Sanksi Suriah
Arab Saudi dan AS tandatangani kesepakatan kerjasama bernilai fantastis $600 miliar AS atau sekitar Rp 10.000 triliun/dok.tangkapan layar

Editor Indonesia, Riyadh – Presiden AS Donald Trump mengumumkan pencabutan sanksi jangka panjang terhadap Suriah sebagai bagian dari kesepakatan investasi raksasa dengan Arab Saudi yang diperkirakan mencapai nilai fantastis $600 miliar AS atau sekitar Rp 10.000 triliun.

as cabut sanksi suriah

Pengumuman mengejutkan ini disampaikan Trump dalam kunjungan perdananya ke kawasan Teluk, tepatnya saat berpidato di sebuah forum investasi bergengsi di Riyadh pada Selasa (13/5/2025). Di hadapan para pemimpin bisnis dan pemerintahan, Trump mengungkapkan bahwa langkah kontroversial ini diambil atas permintaan langsung dari Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.

“Oh, apa yang saya lakukan untuk putra mahkota,” ujar Trump, yang disambut gelak tawa para peserta forum, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Reuters .

Trump menjelaskan bahwa sanksi terhadap Suriah memang pernah memainkan peran penting, namun kini saatnya bagi negara yang dilanda perang saudara selama lebih dari satu dekade itu untuk membuka lembaran baru.

as cabut sanksi suriah

Perubahan Drastis Kebijakan AS

Keputusan mencabut sanksi ini menandai perubahan haluan yang dramatis dalam kebijakan luar negeri AS terhadap Suriah. Sejak tahun 1979, Suriah telah masuk dalam daftar negara sponsor terorisme. Sanksi-sanksi ekonomi dan politik kemudian dijatuhkan secara bertahap, dengan eskalasi signifikan setelah pecahnya konflik internal pada tahun 2011.

Situasi politik di Suriah sendiri mengalami perubahan mendasar sejak akhir tahun 2024. Presiden Bashar Al Assad dilaporkan telah digulingkan oleh kelompok pemberontak yang kini dipimpin oleh Presiden Ahmed Al Sharaa, membuka jalan bagi upaya rekonstruksi di negara tersebut. Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al Shibani, menyambut baik langkah AS ini sebagai awal dari babak baru bagi negaranya.

“Langkah yang direncanakan ini menandai awal baru dalam jalur rekonstruksi Suriah,” tulis Al Shibani melalui unggahan di platform X.

Bahkan, dikabarkan bahwa Presiden Trump akan melakukan sapaan singkat dengan Presiden Sharaa saat keduanya berada di Arab Saudi pada hari ini.

Kesepakatan Pertahanan Terbesar dalam Sejarah

Selain pencabutan sanksi yang mengejutkan, AS dan Arab Saudi juga mengukuhkan kemitraan strategis mereka melalui penandatanganan kesepakatan pertahanan senilai hampir $142 miliar AS (sekitar Rp 2.358 triliun). Gedung Putih menyebut paket kerja sama ini sebagai yang terbesar dalam sejarah.

Kesepakatan ambisius ini mencakup penjualan berbagai sistem pertahanan canggih, termasuk pertahanan udara dan rudal, perangkat angkatan udara dan antariksa, serta penguatan keamanan maritim dan komunikasi. Sejumlah perusahaan pertahanan terkemuka AS turut ambil bagian dalam kerja sama strategis ini.

Lebih lanjut, meskipun belum ada konfirmasi resmi, beredar kabar mengenai potensi penjualan jet tempur canggih Lockheed F-35 sebagai bagian dari kesepakatan lanjutan. Pangeran Mohammed bin Salman bahkan mengindikasikan bahwa nilai total kesepakatan dengan AS berpotensi mencapai $1 triliun AS jika negosiasi lebih lanjut berjalan sukses.

Kunjungan Trump ke Arab Saudi kali ini juga diwarnai dengan penandatanganan sejumlah kesepakatan penting di sektor energi, pertambangan, dan investasi teknologi. Arab Saudi menunjukkan komitmennya untuk melakukan diversifikasi ekonomi melalui program reformasi ambisius Visi 2030, yang mencakup proyek futuristik NEOM yang luasnya setara dengan negara Belgia.

Selama forum investasi, Trump terlihat berinteraksi intens dengan sejumlah pejabat tinggi Saudi, termasuk Gubernur Dana Investasi Publik Yasir Al Rumayyan, CEO Aramco Amin Nasser, dan Menteri Investasi Khalid Al Falih. Beberapa tokoh bisnis terkemuka AS, seperti Elon Musk (CEO Tesla), Sam Altman (CEO OpenAI), Larry Fink (CEO BlackRock), dan Stephen Schwarzman (CEO Blackstone), juga turut hadir dalam acara tersebut.

Setelah menyelesaikan agendanya di Riyadh, Trump dijadwalkan untuk melanjutkan lawatannya ke Qatar pada hari Rabu dan Uni Emirat Arab pada hari Kamis. Fokus utama dari kunjungan kali ini tertuju pada penguatan investasi dan kerja sama ekonomi, mengesampingkan isu-isu keamanan kawasan yang biasanya mendominasi diskusi. (Frd)