Editor Indonesia, Kuala Lumpur – Negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk tidak terpancing dalam perang tarif dagang dengan Amerika Serikat. Di tengah rencana Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif impor hingga 32% untuk Indonesia dan 10% bagi negara-negara BRICS, ASEAN justru memilih fokus pada penguatan ekonomi domestik.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dalam forum ASEAN Foreign Ministers’ Meetings/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) ke-58 yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) pada 8–11 Juli 2025.
“Kami tidak membahas tarif secara detail. Tapi prinsipnya, tidak ada retaliasi. ASEAN sepakat untuk memperkuat ketahanan ekonomi masing-masing,” ujar Sugiono kepada media.
Langkah ini diambil sebagai respons strategis terhadap kebijakan proteksionis terbaru dari Gedung Putih, yang dikhawatirkan dapat memicu ketegangan perdagangan global.
Sugiono menyebut bahwa ASEAN melihat kebijakan tarif sepihak ini sebagai “wake-up call” untuk mempercepat kemandirian ekonomi. Ia menekankan pentingnya memperkuat sektor-sektor vital seperti pangan dan energi.
“Apa yang dicanangkan Presiden Prabowo sudah berada di jalur yang tepat. Kita ingin berswasembada, dan memastikan rakyat mendapatkan kebutuhan dasar mereka,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Sugiono menyoroti pentingnya investasi pada sumber daya manusia sebagai fondasi ekonomi jangka panjang. Ia menyinggung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu langkah strategis membangun kekuatan ekonomi dari akar rumput.
“Lewat MBG, kita membentuk ekonomi yang kuat dari bawah, tanpa ketergantungan, namun tetap terbuka pada hubungan luar negeri yang sehat,” jelasnya. (Frd)