Editor Indonesia, Depok – Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kota Depok, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi infrastruktur pasar yang memprihatinkan. Setiap kali hujan turun, air menetes dari atap yang bocor hingga membasahi lapak dagangan dan membuat pengunjung tak nyaman.
Keluhan datang dari pedagang di Pasar Sukatani dan Pasar Cisalak, dua pasar besar yang menjadi pusat aktivitas warga di wilayah Tapos dan Cimanggis.
“Kalau hujan deras, kami repot sekali. Dagangan harus cepat-cepat ditutup supaya tidak rusak. Kami juga takut kayu di atap roboh,” keluh Susum, pedagang sayuran di Pasar Sukatani, Rabu (15/10/2025).
Menurutnya, hampir seluruh bagian atap pasar berbentuk persegi panjang itu bocor, terutama di bagian atas toko sepatu. Akibatnya, air menetes hingga ke area jualan dan menggenang di beberapa titik.
“Bocornya hampir di semua sudut atap. Pengunjung pun sering harus hati-hati lewat karena banyak genangan air,” ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Cisalak, pasar empat lantai yang dibangun menggunakan APBD Kota Depok sebesar Rp168 miliar pada 2016 lalu. Meski tergolong baru, bangunan itu kini mengalami banyak kerusakan, terutama di bagian atap.
“Kalau hujan, air tumpah ke lantai, membasahi hampir seluruh sudut pasar. Sudah sering dikeluhkan pedagang dan pengunjung,” kata Bambang, pedagang makanan dan minuman.
Ia berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki pasar agar pedagang tidak terus merugi. “Kami minta Kepala Pasar segera tanggap. Jangan dibiarkan begitu saja karena ini mengganggu aktivitas jual beli,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pasar Sukatani Januario Do Carmo Pinto dan Kepala Pasar Cisalak Budi Hayanto mengaku perbaikan infrastruktur pasar menjadi kewenangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Depok.
“Bukan kami yang memperbaiki. Kami hanya mengelola pasar, sedangkan perbaikan ditangani Disperindag,” jelas keduanya.
Hal itu dibenarkan oleh Meydian Zahedy, Analis Perdagangan Ahli Muda sekaligus pimpinan proyek (pimpro) di Disperindag Kota Depok.
“Benar, perbaikan bagian pasar yang rusak menjadi tanggung jawab kami. Namun saat ini anggaran dinas banyak direfocusing oleh pemerintah daerah,” ungkapnya.
Menurut Meydian, 60 persen dari total anggaran Disperindag tahun ini telah direfocusing, sehingga hanya tersisa 40 persen untuk perbaikan enam pasar tradisional yang dikelola dinas tersebut.
“Kami upayakan semaksimal mungkin agar pasar-pasar yang rusak bisa diperbaiki bertahap,” tandasnya. (Kis)
Baca Juga: Depok Darurat Sampah: Sungai Tersumbat, KLH Turun Tangan karena Pemkot Diam