Nusantara

Ayahanda Dokter Aulia Meninggal Dunia di RSCM Jakarta

×

Ayahanda Dokter Aulia Meninggal Dunia di RSCM Jakarta

Sebarkan artikel ini
Ayahanda Dokter Aulia Meninggal Dunia di RSCM Jakarta
Adik almarhum Moh Fakhruri, Khusnul Khuluq Miftahudin/dok.Supar Editor Indonesia

Editor Indonesia, Tegal- Ayah Almarhumah dokter Aulia Risma Lestari (30) mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Mohammad Fajhruri, meninggal dunia, di RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Ayah dari korban perundungan PPDS Undip ini, dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 1.30 WIB, dan jenazahnya akan dimakamkan di samping makam dokter Aulia di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung Kota Tegal, Selasa (27/8/2024) siang sekitar pukul 13.00 WIB.

Sebelumnya, Moh Fakhruri masuk ke rumah sakit setelah jenazah anaknya dokter Aulia dimakamkan, pada Selasa (13/8/2024) pukul 14.00 WIB. Malamnya sakit dan langsung dibawa ke RSUD Kardinah. Kemudian pada Minggu (18/8/2024) Agustus 2024, oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin yang berkesempatan membesuknya dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Adik almarhum Moh Fakhruri, Khusnul Khuluq Miftahudin, menuturkan kakaknya meninggal dunia karena sakit. Setelah anaknya bernama dokter Aulia meninggal, sorenya sakit dan dibawa ke rumah sakit. Awalnya ke RSUI Harapan Anda, Tegal, lalu dirujuk ke RSUD Kardinah, dan terakhir dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo Jakarta.

“Kami sekeluarga merasa sangat kehilangan, karena beliau kakak pertama yang begitu merangkul adik-adiknya dan seluruh keluarganya, “ ujar Miftahudin.

Sebelumnya, Dekan FK UNDIP, dr. Yan Wisnu Prajoko, menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada info terbaru terkait hasil temuan tim investigasi internal. Adapun, informasi terakhir yang dapat disampaikan oleh FK UNDIP adalah yang telah tertuang dalam surat pernyataan pada 15 Agustus 2024 lalu.

Dalam pernyataan yang dimaksud, FK UNDIP menegaskan bahwa menurut hasil investigasi internal universitas, dr. Risma tidak melakukan bunuh diri akibat perundungan senior, melainkan karena masalah kesehatan mental lainnya. (SUP/A-2)