EkonomiPerbankan

Bank DKI Resmi Jadi Bank Jakarta, CBA: Laba Turun, Potensi Bangkrut

×

Bank DKI Resmi Jadi Bank Jakarta, CBA: Laba Turun, Potensi Bangkrut

Sebarkan artikel ini
Bank DKI Resmi Jadi Bank Jakarta, CBA: Laba Turun, Potensi Bangkrut
Bank DKI Resmi Jadi Bank Jakarta, CBA: Laba Turun, Potensi Bangkrut/dok.ist
Bank DKI Resmi Jadi Bank Jakarta, CBA: Laba Turun, Potensi Bangkrut

Editor Indonesia, Jakarta — PT Bank DKI resmi mengganti nama menjadi Bank Jakarta pada 2024. Namun, perubahan identitas tersebut menuai sorotan tajam publik. Sejumlah pihak menilai langkah itu bukan sekadar rebranding, melainkan berpotensi menjadi upaya sistematis untuk menutupi berbagai persoalan yang telah lama membelit manajemen.

Salah satu kritik keras datang dari Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi. Ia menyoroti sejumlah kejanggalan keuangan yang terjadi setelah pergantian nama bank milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut.

“Laba Bank Jakarta anjlok signifikan. Tahun 2023 masih mencatat laba berjalan sekitar Rp1 triliun. Namun, pada 2024 hanya tersisa Rp779 miliar,” ujar Uchok dalam keterangannya kepada media, yang dikutip Rabu (16/7/2025).

Lebih lanjut, Uchok menyebut jajaran direksi dan komisaris terkesan abai terhadap tren penurunan ini. Ia menyoroti prioritas anggaran operasional yang tetap tinggi di tengah penurunan laba.

“Biaya operasional untuk karyawan tetap mengalir deras, mencapai Rp1,1 triliun pada 2024—naik dari Rp978 miliar pada 2023. Seolah penurunan laba bukan masalah penting bagi manajemen,” sindirnya.

Dana Rp100 Miliar Diduga Bocor, Tak Ada Tindakan Serius

CBA juga mengungkap adanya dugaan kebocoran dana perusahaan yang mencapai Rp100 miliar. Menurut Uchok, kasus sebesar ini semestinya mendapat perhatian serius, namun hingga kini belum terlihat langkah konkret dari pihak Bank Jakarta.

“Mungkin dana Rp100 miliar itu dianggap bukan uang nasabah, tapi dana para iblis, sehingga didiamkan saja,” ujarnya dengan nada satir.

Investasi Askrida Tanpa Dividen, Disebut ‘Buang Duit’

Tak hanya itu, Uchok juga menyoroti penyertaan saham Bank Jakarta di PT Asuransi Bangun Askrida sebesar Rp17,3 miliar per 31 Desember 2024. Namun, penyertaan tersebut dinilai janggal karena tidak menghasilkan dividen satu rupiah pun.

“Seharusnya penyertaan saham memberikan hasil. Tapi ini malah nihil. Perusahaan terlihat seperti sedang buang-buang duit,” imbuhnya.

Desakan Audit dan Ancaman Kebangkrutan

Melihat tren penurunan laba, dugaan dana bocor, hingga investasi yang tidak produktif, Uchok mengingatkan bahwa Bank Jakarta berpotensi menuju kebangkrutan jika tidak segera dilakukan perbaikan menyeluruh.

“Kalau begini terus, bukan tak mungkin Bank Jakarta akan bangkrut. Laba anjlok Rp221 miliar, tidak ada dividen, dan dana bocor. Kondisinya mengkhawatirkan,” tegasnya.

Uchok pun mendesak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selaku pemegang saham mayoritas untuk segera turun tangan melakukan audit menyeluruh terhadap kondisi keuangan Bank Jakarta.

“Masyarakat Jakarta berhak tahu ke mana dana daerah ini mengalir. Jangan sampai Bank Jakarta menjadi beban baru dalam dunia perbankan milik pemerintah daerah,” pungkasnya. (RO)