Nasional

Barikade Gus Dur Desak Menteri Bahlil Mundur Imbas Kebijakan LPG 3 Kg yang Timbulkan Korban Jiwa

×

Barikade Gus Dur Desak Menteri Bahlil Mundur Imbas Kebijakan LPG 3 Kg yang Timbulkan Korban Jiwa

Sebarkan artikel ini
Barikade Gus Dur Desak Menteri Bahlil Mundur Imbas Kebijakan LPG 3 Kg yang Timbulkan Korban Jiwa
Warga mengantri membeli gas LPG 3 Kg di pangkalan saat pemerintah melarang gas subsidi dijual di pengecer atau warung/dok.Editor Indonesia-HO

Editor Indonesia, Jakarta – Barisan Kader (Barikade) Gus Dur mendesak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk mundur dari jabatannya. Desakan ini muncul akibat kebijakan sepihak yang melarang pengecer menjual Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram, yang dinilai menimbulkan keresahan di masyarakat.

Sekretaris Jenderal Barikade Gus Dur, Pasang Haro Rajagukguk, menyebut kebijakan tersebut tidak hanya menyengsarakan rakyat, tetapi juga dilakukan tanpa koordinasi dengan Presiden Prabowo Subianto.

“Ibarat kapal, Presiden adalah kapten yang memiliki visi dan misi untuk membawa bangsa ini berlayar. Namun, kebijakan ini justru menunjukkan ada awak kapal yang berjalan sendiri tanpa arahan,” ujar Pasang Haro, Rabu (5/2).

Menurutnya, jika ingin terus berlayar dengan baik, Presiden Prabowo harus siap mengganti para pejabat yang membuat kebijakan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap rakyat.

“Menteri ESDM harus menjadi salah satu yang dicopot karena kebijakannya justru membuat rakyat menderita. Membuat regulasi itu mudah, yang sulit adalah menjalankannya,” tegasnya.

Pasang Haro menambahkan, kebijakan ini telah menimbulkan kegaduhan di berbagai daerah, bahkan menyebabkan korban jiwa.

“Kami mendapat laporan bahwa ada masyarakat yang kehilangan nyawa demi mendapatkan gas melon 3 kg. Ini sangat memprihatinkan,” tambahnya.

Menurutnya, setiap regulasi seharusnya dipersiapkan dengan matang, termasuk implementasi di lapangan. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan antrean panjang dan kepanikan masyarakat.

Pasang Haro menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan berasal dari Presiden Prabowo Subianto. Hal ini terbukti dari instruksi yang dikeluarkan Presiden pada Selasa (4/2), yang meminta Kementerian ESDM mengaktifkan kembali pengecer LPG 3 kg.

Diketahui, kebijakan ini juga dikaitkan dengan insiden tragis yang menimpa seorang ibu paruh baya bernama Yonih (62), warga Pamulang, Tangerang Selatan. Yonih meninggal dunia pada Senin (3/2) setelah kelelahan mencari LPG 3 kg untuk keperluan berjualannya.

Saksi mata menyebut, Yonih sempat berjalan sempoyongan sambil membawa dua tabung gas sebelum akhirnya terjatuh dan tidak sadarkan diri. Warga sekitar yang berusaha menolongnya mendapati Yonih telah meninggal dunia.

Kasus ini semakin memperkuat desakan agar kebijakan terkait LPG 3 kg dievaluasi dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bertanggung jawab atas keresahan yang terjadi di masyarakat. (Kis)