Editor Indonesia, Jakarta— PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mengungkapkan sebanyak 60.000 barel bahan bakar minyak (BBM) impor masih belum terserap oleh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta di Indonesia. Dari total 100.000 barel base fuel impor tahap pertama yang ditawarkan, baru Vivo yang menyatakan komitmen pembelian sebesar 40.000 barel.
Dinukil dari Bloomberg Technoz, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan pihaknya telah menjalankan instruksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menyiapkan kargo BBM dasar bagi badan usaha (BU) hilir migas swasta. Namun, hingga kini selain Vivo, belum ada perusahaan lain yang mengambil alokasi tersebut.
“Belum ada selain Vivo, yang lain belum ada action. Kalau tidak diserap, base fuel akan dipakai sendiri oleh Pertamina,” kata Roberth, Selasa (30/9/2025).
Menurut Roberth, BBM impor tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi Ditjen Migas dan merupakan bagian dari kuota impor Pertamina tahun ini. Ia menegaskan bahwa Pertamina tidak akan menunggu lebih lama jika BU swasta tidak segera menyepakati pembelian.
Janji Pemerintah Meleset
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berjanji pasokan BBM di SPBU swasta akan kembali normal dalam waktu tujuh hari sejak 19 September 2025. Namun, hingga kini sejumlah SPBU swasta, termasuk Shell Indonesia dan BP-AKR, masih menghadapi kelangkaan pasokan bensin.
Padahal, Kementerian ESDM sempat menyebut empat dari lima operator SPBU swasta telah setuju membeli base fuel dari Pertamina. Namun dalam perkembangannya, hanya Vivo yang benar-benar mengeksekusi kesepakatan tersebut.
Juru bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, menegaskan pemerintah tidak dapat ikut campur lebih jauh.
“Prinsipnya menjembatani kebutuhannya badan usaha swasta dengan duduk bersama Pertamina. Setelah itu pemerintah enggak bisa ikut campur karena mekanisme mereka B2B,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Kuota Impor Masih Cukup
Pertamina Patra Niaga masih memegang sisa kuota impor sekitar 34% atau 7,52 juta kiloliter (kl) hingga akhir 2025. Dari jumlah tersebut, sebanyak 571.748 kl disiapkan khusus untuk tambahan alokasi bagi SPBU swasta.
“Bagian Pertamina sudah terlaksana sesuai arahan Menteri. Kargo 100.000 barel sudah ada di Indonesia, dan saat ini baru Vivo yang sudah komit ambil 40.000 barel,” tutur Roberth.
Dengan belum terserapnya 60.000 barel BBM impor ini, tekanan terhadap distribusi BBM di SPBU swasta dikhawatirkan masih berlanjut hingga beberapa pekan ke depan. (Did)
Baca Juga: Pertamina Pastikan Kargo BBM Impor Tiba, Siap Pasok SPBU Swasta











