Editor Indonesia, Brebes – Bendung Notog yang berlokasi di Desa Kalisumur, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengalami kerusakan sejak 2016 setelah tergerus banjir Sungai Keruh. Akibatnya, ratusan hektare sawah di wilayah tersebut mengalami kekeringan dan tidak bisa ditanami padi.
Bendung yang dibangun sekitar tahun 1990 melalui proyek Irigasi Kecil (PIK) itu sejatinya berfungsi mengairi sekitar 250 hektare lahan pertanian. Namun, kondisinya kini rusak parah dan hingga saat ini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Bendung Notog membentang di atas Sungai Keruh sepanjang 80 meter dan terhubung dengan saluran PIK sepanjang 7 kilometer yang mengairi sawah-sawah di Desa Kalinusu. Kerusakan ini diduga diperparah oleh maraknya aktivitas galian C di hulu maupun hilir bendung yang menyebabkan erosi semakin parah.
“Bendung Notog yang tergerus banjir sejak 2016 lalu makin rusak akibat aktivitas galian pasir di sekitar bendung,” ujar Fathoni, Selasa (30/9/2025).
Fathoni menambahkan, bendung tersebut sudah dua kali disurvei pada 2017 dan 2023, namun hingga kini belum ada langkah perbaikan nyata.
Hal senada disampaikan Aang Khunaefi, seorang petani setempat. Ia menuturkan, masyarakat sudah berulang kali mengusulkan perbaikan, tetapi tidak pernah mendapat respon.
“Bendung Notog sudah tidak berfungsi sejak 2016. Saluran irigasi yang seharusnya mengairi sawah kini kering, sehingga petani tidak bisa menanam padi,” kata Aang.
Ia menegaskan, bendung ini merupakan sumber air utama bagi petani. Jika kerusakan dibiarkan berlarut-larut, bukan hanya petani yang dirugikan, tetapi juga ketahanan pangan daerah bisa terancam.
Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan untuk merehabilitasi Bendung Notog agar pertanian kembali produktif. (Sup)
Baca Juga: Warga Empat Kecamatan di Brebes masih Mengungsi Imbas Banjir, Pemkab Janji Normalisasi Tanggul