Nusantara

BMKG : Waspada Cuaca Ekstrem di Jateng Tiga hari Kedepan

×

BMKG : Waspada Cuaca Ekstrem di Jateng Tiga hari Kedepan

Sebarkan artikel ini
BMKG : Waspadai Cuaca Ekstrem Tiga hari Kedepan di Jateng
Hujan lebat membuat BKT meluap dan memutus sejumlah akses jalan di Kota Semarang, Jateng, Kamis (14/3)/dok.shafi-ei

Editorindonesia, Semarang – BMKG meminta masyarakat di Jawa Tengah waspada potensi cuaca ekstrem selama tiga hari kedepan. Pasalnya,  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan berdasarkan monitoring satelit klimatologi BMKG per pukul 20.50-23.45 WIB, wilayah dengan dampak cuaca ekstrem di Jawa Tengah terpantau meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

BMKG Ahmad Yani memperkirakan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Kota Semarang yang dilanda banjir berpotensi dilanda hujan tergolong lebat hingga sangat lebat.

“Jadi sejak 9 Maret sampai hari ini, kemudian masih ada peluang tiga hari ke depan cuacanya masih mirip dengan hari ini,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo saat dikonfirmasi, Kamis (14/3/2024).

Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Kelas I Jateng, curah hujan di Kota Semarang tergolong lebat hingga sangat lebat. Dalam 24 jam terakhir, tepatnya pada Selasa (12/3/2024) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (14/3/2024) pukul 07.00 WIB, intensitas hujan berkisar 50-150 millimeter per hari.

“Masyarakat waspada, tetap memperhatikan info kami, hati-hati ada hujan, ada angin, jangan berteduh di bawah pohon yang kelihatan tua atau ringkih karena potensi roboh,” ujarnya.

Cuaca ekstrem ini disebabkan faktor dinamika atmosfer yang memicu aktifnya MJO (Madden Julian Oscillation) di wilayah Indonesia. Ini merupakan bagian dari aktivitas Monsun Asia berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator, serta wilayah Jateng.

“Saat ini sedang bergeser dari musim hujan ke arah kemarau, sebenarnya pancaroba, tetapi dengan adanya dinamika atmosfer yang sangat kompleks di Indonesia, dalam tiga hari ini cuacanya masih akan ekstrem,” tandasnya. (Shafi Media Nusantara/EI-1)