Nusantara

Buleleng Jadi Percontohan, 2.400 Bayi Dapat Vaksin Heksavalen

×

Buleleng Jadi Percontohan, 2.400 Bayi Dapat Vaksin Heksavalen

Sebarkan artikel ini
Buleleng Jadi Percontohan, 2.400 Bayi Dapat Vaksin Heksavalen
Bayi di Buleleng dibetrikan suntikan Vaksin Heksavalen/Dok.bali pos
Vaksin Heksavalen bayi Buleleng

Editor Indonesia, Buleleng – Sebanyak 2.400 bayi di Kabupaten Buleleng, Bali, mulai mendapatkan imunisasi Vaksin Heksavalen, vaksin kombinasi yang memberikan perlindungan terhadap enam jenis penyakit dalam satu suntikan. Langkah ini menjadi bagian dari program percontohan nasional yang juga diterapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr Gede Nyoman Sebawa, menjelaskan vaksin ini dirancang untuk mengurangi jumlah suntikan yang harus diterima bayi dalam program imunisasi dasar.

“Kami menemukan banyak orang tua mengeluhkan anaknya terlalu sering disuntik saat imunisasi. Kalau dulu dua jenis vaksin disuntikkan terpisah, sekarang cukup satu kali,” ujar Gede di Buleleng, Senin (13/10/2025).

Program imunisasi yang dimulai sejak Oktober 2025 ini menyasar bayi yang lahir setelah 9 Juli 2025. Vaksin Heksavalen memberikan perlindungan terhadap difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe B (Hib), dan polio, sekaligus menggantikan jadwal imunisasi dasar pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

Menurut Gede, penyederhanaan jumlah suntikan tidak hanya mengurangi rasa sakit dan trauma pada bayi, tetapi juga meningkatkan kepatuhan orang tua dalam menyelesaikan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).

“Dengan dijadikan satu dosis Heksavalen, cakupannya akan sama. Ini langkah penting agar semua bayi mendapat perlindungan penuh,” jelasnya.

Ia menambahkan, vaksin kombinasi ini juga membuat pelayanan tenaga kesehatan lebih efisien. Proses imunisasi kini bisa dilakukan lebih cepat di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas, klinik, bidan praktik mandiri, hingga Posyandu.

Dinkes Buleleng mencatat, sasaran awal vaksinasi adalah bayi berusia 2 bulan hingga 2 bulan 29 hari, dengan jumlah sekitar 2.450 bayi. Pemerintah daerah menargetkan cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai 95 persen, sekaligus mencegah potensi kejadian luar biasa (KLB) akibat enam penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksin. (Nay)