Editor Indonesia, Tegal – Perayaan HUT RI ke-80 di Kota Tegal berlangsung dengan cara tak biasa. Seorang pengusaha sarung ternama memilih menggelar lomba menangis, sebagai simbol keresahan atas dampak efisiensi anggaran pemerintah yang membuat pendapatan usahanya merosot tajam.
Ia merupakan pengusaha sarung ternama di Pantura, Jawa Tengah yang memiliki nama Jamaludin Al Katiri, menggelar berbagai lomba untuk karyawan perusahaannya. Dari sekian banyak lomba, yang paling menyedot perhatian adalah lomba menangis.
Acara ini digelar di depan Ritz Palace Hotel, Jalan Gajah Mada, Kota Tegal, Minggu (17/8/2025). Hotel tersebut merupakan salah satu unit usaha Jamaludin, selain brand sarung Cap Pohon Korma yang sudah dikenal luas hingga ke Timur Tengah.
Puluhan karyawan dan karyawati antusias mengikuti lomba, termasuk lomba menangis yang pesertanya mencapai 80 orang, sesuai angka peringatan HUT RI ke-80. Dari jumlah tersebut, terpilih tiga pemenang: satu pria dan dua wanita.
Jamaludin menjelaskan, lomba menangis ini digagas sebagai simbol keresahan dirinya menghadapi penurunan pendapatan usaha akibat efisiensi anggaran pemerintah.
“Selama 40 tahun saya berusaha, baru kali ini dampak penurunan terasa hampir di semua lini. Tingkat hunian hotel menurun, begitu juga dengan omzet sarung,” ujar Jamaludin.
Ia sendiri mencoba ikut lomba, namun gagal mengeluarkan air mata. “Mungkin karena air mata saya sudah habis untuk kesedihan ini,” tambahnya.
Berbeda dengan sang pengusaha, sejumlah karyawan justru berhasil menangis tersedu. Subhan (41), karyawan yang meraih juara pertama, menuturkan bahwa tangisnya pecah karena teringat almarhum istrinya.
“Saya juga teringat tahun lalu, tepat 17 Agustus, ibu saya masuk ICU. Syukurlah beliau masih hidup, tapi kenangan itu membuat saya kembali menangis,” kata Subhan.
Meski unik dan penuh nuansa satir, Jamaludin berharap lomba menangis ini bisa menjadi pengingat agar perekonomian Indonesia kembali tumbuh, sehingga daya beli masyarakat ikut meningkat. (Sup)












