Iklan SMPB
Opini

Dampak Kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani Terhadap Peran dan Posisi Islam Politik di Indonesia

×

Dampak Kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani Terhadap Peran dan Posisi Islam Politik di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Dampak Kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani Terhadap Peran dan Posisi Islam Politik di Indonesia

Oleh: *Badru Tamam

Kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1924 menandai berakhirnya salah satu pemerintahan Islam terbesar dalam sejarah. Dampaknya dirasakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, di mana Islam politik mengalami berbagai perubahan signifikan.

Sejarah Singkat Turki Utsmani

Negara Turki modern, atau Republik Turki, adalah negara kesatuan presidensial yang terletak di kawasan Eurasia. Turki memiliki sejarah panjang yang melibatkan perjuangan para tokohnya dalam mendapatkan dan mempertahankan tanah mereka. Sebelum menjadi negara yang kita kenal sekarang, Turki adalah pusat dari Kekhalifahan Utsmani, yang memimpin hampir seluruh dunia Islam.

Ertughrul dan Awal Mula Kekhalifahan Utsmani

Salah satu tokoh penting dalam sejarah Turki adalah Ertughrul, putra Sulaimansyah, pemimpin suku Kayi. Sebelum memiliki tanah, suku Kayi hidup nomaden di bawah perlindungan Kerajaan Saljuk. Setelah membantu Saljuk dalam perang melawan Bizantium, Ertughrul diberi tanah dekat perbatasan musuh. Semangat juang Ertughrul tidak pernah padam, dan setelah kematiannya pada tahun 1298 Masehi, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Osman, yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Utsmani.

Kejayaan dan Kejatuhan Kekhalifahan Utsmani

Kekhalifahan Utsmani mencapai puncak kejayaannya dengan penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II pada tahun 1453. Kekhalifahan ini kemudian menjadi pusat pemerintahan Islam yang mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika selama hampir 600 tahun dengan 36 sultan yang memimpin.

Daftar Sultan Turki Utsmani
1. Osman I (1299-1324)
2. Orhan I (1324-1362)
3. Murad I (1362-1389)
4. Bayezid I (1389-1402)
5. Mehmed I (1413-1421)
6. Murad II (1421-1444)
7. Mehmed II (1444-1446)
8. Bayezid II (1481-1512)
9. Selim I (1512-1520)
10. Suleiman I (1520-1566)
11. Selim II (1566-1574)
12. Murad III (1574-1595)
13. Mehmed III (1595-1603)
14. Ahmed I (1603-1617)
15. Mustafa I (1617-1618)
16. Osman II (1618-1622)
17. Murad IV (1622-1623)
18. Ibrahim I (1640-1648)
19. Mehmed IV (1648-1687)
20. Suleiman II (1687-1691)
21. Ahmed II (1691-1695)
22. Mustafa II (1695-1703)
23. Ahmed III (1703-1730)
24. Mahmud I (1730-1754)
25. Osman III (1754-1757)
26. Mustafa III (1757-1774)
27. Abdul Hamid I (1774-1789)
28. Selim III (1789-1807)
29. Mustafa IV (1807-1808)
30. Mahmud II (1808-1839)
31. Abdul Mejid I (1839-1861)
32. Abdul Aziz I (1861-1876)
33. Murad V (1876)
34. Abdul Hamid II (1876-1909)
35. Mehmed V (1909-1918)
36. Mehmed VI (1918-1922)

Faktor-faktor Penyebab Kejatuhan

Kejatuhan Kekhalifahan Utsmani disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
– Kemerosotan kekuasaan Utsmani.
– Munculnya kaum terpelajar yang berpaham modern.
– Konspirasi negara-negara Eropa dalam merebut wilayah Utsmani.
– Semangat nasionalisme di kalangan tokoh muda yang menginginkan pembaruan.
– Pengaruh Revolusi Prancis.
– Munculnya lembaga-lembaga seperti di Istanbul dan Beirut.

Dampak Kejatuhan terhadap Dunia Islam dan Indonesia

Runtuhnya Kekhalifahan Utsmani menyebabkan munculnya sekitar 50 negara Islam baru dan mempengaruhi peta politik dunia Islam. Di Indonesia, dampak kejatuhan ini sangat terasa, terutama dalam perkembangan politik yang mengadopsi sistem demokrasi Barat.

Demokrasi ini memberikan hak suara yang sama kepada semua warga. Baik ia terpelajar atau tidak, sehat jiwannya ataupun tidak karena penderita ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) mendapat hak suara untuk memilih. Sistem demokrasi memungkinkan siapa saja menjadi pemimpin, meskipun sering disalahgunakan oleh elit politik untuk kepentingan pribadi.

Kesimpulan

Kehidupan dan aktivitas kita saat ini tidak lepas dari pengaruh besar Kekhalifahan Utsmani. Penting bagi kita untuk menyadari dan menghargai sejarah ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan menerima kritik serta saran untuk perbaikan lebih lanjut.

*)Mahasiswa STID Mohammad Natsir Jakarta