Iklan SMPB
RagamTeknologi

Dari ITB untuk Silawan: SeaToWater Hadirkan Air Bersih dan Garam Lewat PMKI 2025

×

Dari ITB untuk Silawan: SeaToWater Hadirkan Air Bersih dan Garam Lewat PMKI 2025

Sebarkan artikel ini
Dari ITB untuk Silawan: SeaToWater Hadirkan Air Bersih dan Garam Lewat PMKI 2025
Tim Kolaborasi PMKI ATAMBUA KITA (ITB, UI, UT) bersama masyarakat Desa Silawan meresmikan fasilitas SeaToWater/dok. Editor Indonesia/HO- Tim PMKI 2025
Dari ITB untuk Silawan: SeaToWater Hadirkan Air Bersih dan Garam Lewat PMKI 2025

Editor Indonesia, Belu — Suasana penuh semangat mewarnai Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (17/8/2025). Bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 RI, masyarakat desa perbatasan itu berkumpul di Lapangan Joni, yang terletak di tepi pantai. Di lokasi tersebut berdiri bangunan sederhana berukuran 4×6 meter bernama SeaToWater, sebuah rumah produksi garam yang sekaligus berfungsi sebagai sistem pengolahan air laut menjadi air bersih.

SeaToWater bekerja dengan metode distilasi—memanaskan air laut hingga berubah menjadi uap, lalu mengembunkannya kembali menjadi air tawar. Dengan sistem ini, bangunan mungil tersebut mampu menghasilkan dua manfaat sekaligus: produksi garam dan penyediaan air bersih bagi warga yang selama ini bergantung pada sumber air terbatas.

Peresmian fasilitas ini merupakan buah kolaborasi tiga perguruan tinggi negeri—Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Terbuka (UT)—dalam Program Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) 2025 bertajuk ATAMBUA KITA (Kolaborasi Intensif untuk Transformasi Bersama).

Program PMKI menjadi inisiatif untuk menjawab tantangan nyata di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Desa Silawan dipilih karena posisinya yang strategis di perbatasan RI–Timor Leste (RDTL), namun menghadapi keterbatasan pelayanan dasar seperti air bersih, kesehatan, dan pendidikan. Air bersih menjadi persoalan paling mendesak; warga hanya mengandalkan sumur dangkal, air hujan, atau berjalan jauh saat musim kemarau.

Berangkat dari kondisi itu, PMKI 2025 hadir melalui pendekatan kolaboratif selama sembilan hari, 10–18 Agustus 2025. ITB berfokus pada pengembangan infrastruktur—termasuk SeaToWater dan instalasi Rain Harvesting. UI menangani sektor kesehatan melalui edukasi stunting dan pemeriksaan kesehatan gratis. Sementara UT memperkuat bidang pendidikan lewat pelatihan guru dan metode pembelajaran kreatif.

Inovasi terbesar PMKI terdapat pada SeaToWater. Menggunakan bahan baku sederhana dan teknologi tepat guna berbasis energi matahari, sistem ini mampu menghasilkan air tawar dan garam secara stabil berkat desain rak susun, plat besi, serta geomembran.

“Dengan SeaToWater, kami tidak hanya membantu masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru lewat produksi garam,” ujar Dr. Susanna Nurdjaman, S.Si., M.T., dari ITB dalam keterangannya, yang diterima redaksi, Ahad (15/11/2025)

Manfaatnya segera terasa di masyarakat.

“Dulu kami sering kesulitan air bersih. Sekarang kami bisa mencoba inovasi ini untuk air bersih sekaligus membuat garam untuk dijual. Sangat membantu,” kata Yohanes Tahu, warga Silawan.

Dari ITB untuk Silawan: SeaToWater Hadirkan Air Bersih dan Garam Lewat PMKI 2025
Tim Pengmas meresmikan instalasi Rain Harvesting (Pemanen Air Hujan) di rumah warga Desa Silawan/dok.Editor Indonesia/HO Tim PMKI

Selain SeaToWater, tim ITB juga meresmikan instalasi Rain Harvesting di rumah Stefanus Liku pada Rabu (13/8/2025). Sistem ini menyalurkan air hujan dari atap ke tangki penampungan melalui filtrasi sederhana sehingga dapat digunakan lebih lama saat kemarau.

“Dulu air hujan hanya kami tampung seadanya. Sekarang sistemnya lebih baik dan airnya lebih aman,” ujar Stefanus.

Peresmian kedua teknologi ini menjadi bukti nyata kolaborasi perguruan tinggi dengan masyarakat.

Dari ITB untuk Silawan: SeaToWater Hadirkan Air Bersih dan Garam Lewat PMKI 2025

“Program ini adalah kontribusi kecil namun nyata bagi pencapaian SDGs sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045,” tegas Dr. Susanna.

Kini, masyarakat Silawan memiliki akses lebih baik terhadap air bersih, peluang ekonomi baru lewat garam, serta peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan—sebuah perubahan yang lahir dari gotong royong dan sinergi lintas lembaga. (RO)

Baca Juga: Tiga Teknologi Masa Depan Energi: Amonia Hijau, Panas Bumi Modular, dan Mobil Listrik