Editor Indonesia, Surabaya – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Bagong Suyanto, akan mengadakan pertemuan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair pada Senin mendatang, menyusul kontroversi terkait pemasangan karangan bunga satir yang memicu pembekuan organisasi tersebut.
“Saya akan bertemu BEM besok, Senin (28/10), setelah pertemuan itu nanti baru bisa berikan keterangan lebih lanjut,” kata Prof. Bagong saat dikonfirmasi di Surabaya pada Minggu (27/10/2024) seperti dilansir dari LKBN Antara..
Meski demikian, Dekan Fisip Unair Prof. Bagong memilih tidak memberikan penjelasan lebih jauh mengenai karangan bunga satir yang dipasang oleh BEM FISIP maupun alasan di balik keputusan pembekuan organisasi mahasiswa tersebut.
Sebelumnya, BEM FISIP Unair diputuskan untuk dibekukan oleh pihak dekanat setelah pemasangan karya seni satir berbentuk karangan bunga di Taman Barat FISIP, sebagai respons terhadap pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut unggahan di akun Instagram @bemfisipunair, karangan bunga itu dipasang pada Selasa (22/10) pukul 15.00 WIB, namun ditarik sekitar pukul 18.45 WIB karena hujan. Karya tersebut pun segera menjadi viral di media sosial, seperti platform X dan Tiktok, lantaran lokasinya yang strategis di kampus.
Tak lama kemudian, pada Kamis (24/10), Ketua Komisi Etik FISIP memanggil BEM FISIP untuk memberikan klarifikasi terkait pemasangan karangan bunga tersebut. Presiden BEM FISIP, Tuffahati Ullayyah, bersama wakilnya dan menteri bidang kajian politik serta kajian strategis memenuhi undangan klarifikasi tersebut pada Jumat (25/10). Pada hari yang sama pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair menerima email dari dekanat berisi surat resmi yang menyatakan pembekuan organisasi.
Dalam pernyataannya, Tuffahati menjelaskan bahwa sejak awal Kabinet Panca Aksara berdiri, BEM FISIP Unair berkomitmen untuk mendukung pengembangan jiwa kritis mahasiswa dan kepedulian sosial bagi civitas academica. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan seni satir ini merupakan bagian dari upaya menumbuhkan kesadaran sosial di kalangan mahasiswa.
“Kami telah menjalankan program kerja yang bertujuan memberikan manfaat, termasuk melalui karya seni satir ini,” ujarnya.
Saat ini, BEM FISIP masih melakukan konsolidasi internal sambil menunggu diskusi lanjutan dengan dekanat mengenai surat pembekuan tersebut. “Kami berkomitmen melanjutkan tugas dan memperjuangkan keadilan bagi seluruh pengurus hingga masa jabatan kami berakhir,” imbuh Tuffahati.
Di pihak lain, Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar, menyatakan siap memberikan dukungan advokasi kepada BEM FISIP Unair. “Kami terus berkomunikasi dengan pihak BEM FISIP sambil menunggu hasil pertemuan dengan dekan besok pagi,” katanya. (Nay)