Jabodetabek

Depok Siaga Bencana! 63 Kelurahan Masuk Zona Merah Longsor, Banjir, dan Angin Kencang

×

Depok Siaga Bencana! 63 Kelurahan Masuk Zona Merah Longsor, Banjir, dan Angin Kencang

Sebarkan artikel ini
Depok Siaga Bencana! 63 Kelurahan Masuk Zona Merah Longsor, Banjir, dan Angin Kencang
Bencana tanah longsor di Depok, Jawa Barat/Dok.Editor Indonesia-Kisar
Depok Rawan Bencana! 63 Kelurahan Masuk Zona Merah Longsor, Banjir, dan Angin Kencang

Editor Indonesia, Depok – Seluruh wilayah di Kota Depok, Jawa Barat, tercatat sebagai daerah rawan bencana alam. Hal ini terungkap dari hasil pemetaan bencana yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok. Jenis bencana yang berpotensi terjadi meliputi tanah longsor, banjir, angin kencang, petir, hingga pohon tumbang.

“Dari 63 kelurahan dan 11 kecamatan di Kota Depok, seluruhnya berpotensi terdampak bencana alam,” ujar Kepala Bidang Penanggulangan Bencana DPKP Kota Depok, Denny Romulo Hutauruk, Kamis (9/10/2025).

Menurut Denny, tingginya potensi bencana di Depok disebabkan oleh kontur tanah yang labil dan mudah bergerak. Perubahan cuaca ekstrem dari kemarau panjang ke hujan deras semakin memperparah kondisi tersebut.

“Itu sangat berpengaruh. Setelah kemarau lalu tiba-tiba hujan deras, tanah memiliki titik jenuh sehingga mudah terjadi longsor. Dalam sepuluh bulan terakhir (Januari–Oktober), tercatat 107 kejadian bencana di Kota Depok. Banjir, longsor, dan angin kencang mendominasi,” jelasnya.

Ia mengimbau masyarakat Depok untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama hujan lebat disertai angin kencang yang kerap menyebabkan kerusakan di berbagai wilayah.

“Kami imbau warga agar waspada terhadap cuaca ekstrem. Saat hujan deras, sebaiknya hindari perjalanan, jangan gunakan ponsel di luar ruangan, dan jauhi area di sekitar bangunan tinggi, papan reklame, atau tiang listrik. Siapkan juga obat-obatan dan dokumen penting untuk kondisi darurat,” tambahnya.

Aktivis lingkungan Satu Kota Depok, Kohar Sutanto, menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam memperkuat mitigasi dan edukasi kebencanaan kepada warga.

“Kebijakan pembangunan Kota Depok dan pemanfaatan ruang harus mempertimbangkan aspek kebencanaan. Diperlukan pemetaan dan inventarisasi detail kawasan rawan bencana agar penanganannya lebih tepat,” ujarnya.

Menurut Kohar, beberapa kawasan yang perlu mendapat perhatian khusus meliputi daerah bertopografi curam yang rawan longsor, wilayah bantaran sungai dengan potensi banjir, permukiman padat yang rawan kebakaran, serta jalur-jalur utama dengan pohon besar yang berisiko tumbang.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya sistem drainase perkotaan yang terintegrasi. “Masalah drainase bisa menjadi bom waktu jika tidak ditata dengan baik. Betonisasi ruang kota tanpa resapan air hanya akan memperburuk potensi banjir,” katanya.

Kohar juga mengingatkan bahwa Depok merupakan daerah perlintasan banyak sungai dan kali, sehingga risiko limpasan air dan tanah longsor cukup besar. “Penataan sempadan sungai harus dilakukan melalui normalisasi, pembersihan sampah, serta pembangunan infrastruktur pengendali air,” pungkasnya. (Kis)

Baca Juga: Ratusan Rumah di Depok Rusak Diterjang Angin Puting Beliung