Internasional

Dianggap Jadi Corong Hamas, Israel Tutup Kantor Al Jazeera

×

Dianggap Jadi Corong Hamas, Israel Tutup Kantor Al Jazeera

Sebarkan artikel ini
Dianggap Jadi Corong Hamas, Israel Tutup Kantor Al Jazeera
Terlihat barang -barang dikeluarkan dari Hotel Ambasador yang menjadi kantor Al Jazeera dok bbc

Editor Indonesia, Jakarta – Dianggap sebagai corong dari Hamas, Israel memerintahkan penutupan kantor-kantor lokal berita satelit Al Jazeera. Hal ini ditegaskan Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi selang dua jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan penutupan jaringan berita satelit Al Jazeera milik Qatar, Ahad (5/5/2024).

“Pemerintah dengan suara bulat setuju untuk menutup corong penghasutan Hamas di Israel, yaitu saluran Al Jazeera. Perintahnya baru saja ditandatangani, dan kami akan menerapkannya. Corong hasutan Hamas, yang menghasut (untuk) melawan negara Israel dan membahayakan keamanan Israel dan tentara IDF (Israel Defence Forces), tidak akan lagi mengudara di Israel dan peralatannya akan disita.” Ujar Karhi.

“Laporan-laporan Al Jazeera membahayakan keamanan Israel dan menghasut untuk melawan tentara IDF. Saatnya menutup corong Hamas dari negara kita,” imbuh Karhi.

Meskipun di masa lalu Israel kerap mengambil tindakan terhadap wartawan, secara individu, baru pertama kalinya Israel menutup kantor media berita asing seperti ini.

Pernyataan dari kantor Netanyahu mengatakan berdasarkan undang-undang yang disahkan bulan lalu, pemerintah dapat mengambil tindakan terhadap saluran asing yang dianggap “merugikan negara.”

Seperti yang diketahui, Al Jazeera telah tanpa henti melaporkan perang Israel-Hamas sejak serangan awal kelompok militan Hamas ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu, dan mempertahankan liputan langsung dari Jalur Gaza selama 24 jam sehari di tengah ofensif darat Israel yang menewaskan dan melukai sejumlah staf jaringan media itu.

Selain laporan-laporan tentang korban dari medan tempur di lapangan, siaran dalam Bahasa Arab kerap menyiarkan secara apa adanya pernyataan-pernyataan Hamas dan kelompok militan lain di kawasan itu; langkah yang mengundang kemarahan Netanyahu.

Kepala Biro Al Jazeera di Israel dan wilayah Palestina Walid Al-Omari mengecam keputusan Israel itu sebagai hal yang berbahaya.

“Ini adalah keputusan yang sangat berbahaya terhadap Al Jazeera dan media internasional pada umumnya. Karena sudah jelas bahwa mereka (Israel.red) ingin mencegah publik untuk mengetahui apa yang terjadi dalam perang ini, di Gaza, di dalam Israel, di Tepi Barat,” kata Walid.

“Keputusan ini muncul sebagai akibat dari hasutan terhadap kami sejak hari pertama perang ini, dan bahkan sebelum perang ini. Dan hasutan ini diarahkan setiap saat oleh politisi dan orang-orang yang punya kepentingan politik di dalam Israel,” imbuhnya. (Frd)