Editor Indonesia, Jakarta – Pemerintah Indonesia belum berencana menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), meski Malaysia baru saja mengumumkan pemangkasan harga BBM bersubsidi untuk warganya.
Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada pembahasan terkait penyesuaian harga BBM di Indonesia.
“Ya, lihat situasi dan kondisi. Belum ada pembahasan soal itu,” ujar Tri kepada awak media di Kantor ESDM, Kamis (24/7/2025).
Meski belum ada rencana penurunan harga, pemerintah memastikan bahwa anggaran subsidi energi tetap akan difokuskan agar penyalurannya tepat sasaran dan maksimal, terutama untuk BBM bersubsidi.
Malaysia Turunkan Harga RON95 dan Berikan Bantuan Tunai
Langkah Malaysia dalam memangkas harga BBM bersubsidi menarik perhatian publik. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengumumkan bahwa harga bensin RON95—bahan bakar paling populer di negara tersebut—akan diturunkan dari 2,05 ringgit menjadi 1,99 ringgit per liter bagi penduduk lokal. Penurunan ini berlaku mulai akhir September.
Selain itu, pemerintah Malaysia juga akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar 100 ringgit (sekitar Rp385 ribu) kepada seluruh warga berusia 18 tahun ke atas. Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi beban masyarakat akibat kenaikan biaya hidup dan perluasan pajak penjualan dan jasa (SST) yang berlaku sejak 1 Juli 2025.
“Pemerintah tetap menjalankan skema subsidi yang ditargetkan. Masyarakat biasa tidak akan terdampak. Harga RON95 justru turun,” kata Anwar dalam konferensi pers, Rabu (23/7/2025).
Sementara itu, Indonesia tetap memilih pendekatan kehati-hatian dalam kebijakan subsidi energi. Pemerintah lebih memprioritaskan agar bantuan subsidi BBM tepat sasaran, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah, ketimbang mengikuti langkah Malaysia secara langsung. (Did)







