Editor Indonesia, Lumajang — Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami enam kali erupsi pada Sabtu pagi (7/6). Kolom letusan tertinggi terpantau mencapai 900 meter di atas puncak gunung.
Menurut laporan resmi dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, erupsi pertama terjadi pada pukul 02.41 WIB. Kolom abu terpantau setinggi 500 meter di atas puncak dengan warna putih hingga kelabu dan intensitas tebal mengarah ke utara. Erupsi ini disertai amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 154 detik.
Erupsi kedua berlangsung pada pukul 06.27 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 900 meter. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dan mengarah ke utara dengan intensitas sedang. Saat laporan dibuat, erupsi masih berlangsung.
Selanjutnya, erupsi ketiga terjadi pukul 07.20 WIB dengan kolom abu setinggi 700 meter, disusul erupsi keempat pada pukul 08.16 WIB dengan tinggi letusan serupa. Dua erupsi lainnya terjadi pada pukul 08.24 WIB (300 meter) dan 08.59 WIB (700 meter), semuanya menunjukkan arah abu ke utara dengan intensitas sedang.
Liswanto menegaskan bahwa status Gunung Semeru masih berada pada tingkat Waspada (Level II). Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan bagi masyarakat.
Rekomendasi PVMBG:
- Dilarang beraktivitas di sektor tenggara, khususnya sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 8 kilometer dari puncak Semeru.
- Di luar radius tersebut, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan) Besuk Kobokan karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar bisa mencapai 13 kilometer.
- Radius 3 kilometer dari kawah/puncak Semeru harus dihindari karena berisiko terkena lontaran batu pijar.
- Waspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru, termasuk Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Lahar juga dapat mengalir melalui anak sungai di wilayah tersebut.
PVMBG mengimbau masyarakat dan pendaki agar selalu mengikuti informasi resmi dari otoritas kebencanaan dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. (RO)











