Editor Indonesia, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengecam keras serangan militer Israel serta pengusiran warga Palestina di Kota Rafah. Pemerintah menyebut sebagai tindakan yang tak dapat diterima. Dan merupakan puncak kejahatan kemanusiaan. Rafah merupakan tempat berlindung bagi jutaan pengungsi dari wilayah lain di Gaza yang menghindari serangan Israel
“Indonesia mengecam keras serangan militer Israel atas kota Rafah di Gaza serta penguasaan atas Perbatasan Rafah di sisi Palestina,” kata Kemenlu melalui akun media sosial X, Rabu (8/5/2024).
“Setiap upaya pemindahan paksa atau pengusiran warga Palestina, termasuk dari Rafah, tidak dapat diterima karena tindakan tersebut merupakan puncak kejahatan terhadap kemanusiaan,” lanjut Kemenlu.
Indonesia juga menegaskan kembali seruan untuk segera mewujudkan gencatan senjata permanen di Gaza dan menghapuskan semua hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.
“Indonesia menegaskan kembali seruan untuk segera mewujudkan gencatan senjata permanen di Gaza dan menghapuskan semua hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan,” tulisnya.
Militer Israel mulai menduduki Rafah, kota selatan di Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (7/5/2024) pagi setelah sebelumnya melakukan serangan udara pada Senin (6/5/2024). IDF mengaku pihaknya sudah memulai operasi di Rafah sejak senin malam di sebuah area khusus yang berlokasi di timur wilayah tersebut. Area timur Rafah selama ini menjadi tempat evakuasi warga Palestina dan organisasi internasional.
Seiring dengan ini, tank-tank Israel dilaporkan mulai merangsek masuk ke Rafah. Menurut pejabat keamanan Palestina dan Mesir, tank-tank tersebut telah mencapai 200 meter wilayah Rafah yang berbatasan dengan Mesir.
Pengerahan tank-tank ini mau tak mau memaksa perbatasan Rafah ditutup total. Semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dari Mesir melalui penyeberangan Rafah telah ditangguhkan karena operasi Israel, menurut laporan surat kabar Israel Haaretz, yang mengutip perwakilan Hamas.
Serbuan tank ini terjadi usai kelompok Hamas menyatakan setuju terhadap proposal gencatan senjata usulan Qatar dan Mesir. Keputusan Hamas ini disambut meriah oleh warga Palestina di Gaza. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan proposal tersebut “jauh dari persyaratan Israel”. Israel menyebut akan tetap melanjutkan operasi militer di Rafah untuk menekan Hamas.
Serangan Israel di Perbatasan Rafah sejak Senin (6/5) malam menyebabkan 27 orang tewas, termasuk enam wanita dan sembilan anak-anak. Jumlah tersebut telah dikonfirmasi CNN melalui sumber-sumber rumah sakit di Kota Gaza Selatan. (Her)