Editor Indonesia, Doha – Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah Iran melancarkan serangan rudal ke Pangkalan Militer Amerika Serikat (AS) Al Udeid di Qatar pada Senin malam waktu setempat.
Serangan ini merupakan balasan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu, dan secara resmi menandai dimulainya Operasi “Bashayer Al-Fath” (Berita Baik Kemenangan).
Melalui televisi nasional Iran, Press TV, Angkatan Bersenjata Iran mengumumkan bahwa mereka telah melancarkan serangan rudal yang kuat dan menghancurkan sebagai respons terhadap agresi AS. Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyatakan bahwa jumlah rudal yang ditembakkan sama dengan jumlah bom yang digunakan AS saat menyerang fasilitas nuklir kita.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IGRC) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, menegaskan bahwa ini adalah pesan langsung kepada Washington dan sekutunya.
“Pesan kita kepada Gedung Putih dan sekutunya jelas: Iran tak akan membiarkan agresi terhadap kedaulatan dan tanah airnya tanpa balasan,” kata IGRC dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita Iran IRNA juga melaporkan adanya serangan rudal ke pangkalan AS di Irak, meskipun tanpa rincian lebih lanjut.
Respons Qatar dan Ancaman Balasan
Kementerian Pertahanan Qatar melaporkan bahwa mereka berhasil mencegat serangan rudal Iran dengan sistem pertahanan udaranya dan tidak ada korban jiwa yang jatuh.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan kecaman keras terhadap serangan Iran, menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan Qatar, ruang udaranya, hukum internasional, dan Piagam PBB. Qatar juga menegaskan haknya untuk membalas secara proporsional dan langsung sesuai hukum internasional.
Dampak Regional dan Latar Belakang Eskalasi
Meskipun serangan ditujukan ke pangkalan AS di Qatar, sirene darurat dilaporkan berbunyi di Bahrain, dan otoritas setempat meminta warga untuk mencari tempat aman.
Eskalasi terbaru ini terjadi setelah penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, memperingatkan bahwa negara manapun yang mengizinkan wilayahnya digunakan untuk serangan AS terhadap Iran akan dianggap sebagai sasaran tembak yang sah.
Peringatan ini muncul menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Minggu pagi bahwa militer AS telah melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Serangan AS tersebut merupakan bagian dari eskalasi yang lebih luas menyusul serangan militer Israel yang didukung AS terhadap Iran sejak 13 Juni. Konflik ini telah menyebabkan kerugian besar di kedua belah pihak.
Otoritas Israel melaporkan setidaknya 25 orang tewas dan ratusan terluka akibat serangan rudal Iran, sementara Kementerian Kesehatan Iran menyatakan 430 warga Iran tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka dalam serangan Israel. (Frd)












