Editor Indonesia, Tehran – Ketegangan di Timur Tengah memuncak setelah Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, mengeluarkan peringatan keras terhadap Amerika Serikat dan Israel.
Iran menyatakan bahwa keduanya akan menanggung konsekuensi atas “pengkhianatan diplomasi” dan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Pernyataan ini muncul setelah AS dilaporkan membombardir tiga fasilitas nuklir Iran, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh CNN pada Minggu (22/6), Baghaei menegaskan bahwa Iran memiliki hak mutlak untuk membela diri.
“AS harus memikul tanggung jawab atas konsekuensi perang ini,” ujar Baghaei, sembari menuduh pemerintahan Trump melakukan “pengkhianatan diplomasi.”
Ia menambahkan bahwa baik AS maupun Israel tidak lagi berhak berbicara mengenai diplomasi, mengingat tindakan mereka.
“Tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi yang pasti adalah bahwa tanggung jawab atas konsekuensi perang ini harus ditanggung oleh Amerika Serikat dan Israel,” tegas Baghaei.
Meskipun menolak untuk merinci bentuk respons Iran terhadap serangan militer tersebut, ia berulang kali menekankan hak Iran untuk membela diri dan berjanji akan menggunakan hak tersebut.
Baghaei juga mengkritik pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump dan ancaman serangan lebih lanjut sebagai “perundungan di tingkat global.” Ia memperingatkan bahwa serangan Israel dan AS telah menempatkan kawasan itu dalam posisi yang sangat berbahaya.
“Iran telah benar-benar menahan diri dalam menanggapi Israel dan hanya menargetkan target militer dan keamanan,” ungkap Baghaei, menyoroti upaya Iran untuk menjaga stabilitas meskipun terprovokasi.
Baghaei, menegaskan bahwa Iran telah berupaya keras untuk diplomasi dan perdamaian. “Sejarah tidak akan memaafkan apa yang dilakukan oleh pemerintah AS,” imbuhnya. (Did)
Baca Juga: Amerika Serikat Bombardir Fasilitas Nuklir Iran, Trump Klaim Misi Tuntas
Baca Juga: Iran Desak EU, Hentikan Bela Agresor Israel












