Internasional

Jika Partai Konservatif Menang, Rishi Sunak akan Berlakukan Wajib Militer di Inggris

×

Jika Partai Konservatif Menang, Rishi Sunak akan Berlakukan Wajib Militer di Inggris

Sebarkan artikel ini
Jika Partai Konservatif Menang, Rishi Sunak akan Berlakukan Wajib Militer di Inggris
Tentara Inggris/dok/abc

Editor Indonesia, Jakarta – Pemerintahan Konservatif pimpinan PM Rishi Sunak ingin menghidupkan wajib militer bagi para pemuda Inggris apabila partainya terpilih kembali dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada tanggal 4 Juli 2024.

Partai Konservatif atau yang biasa disebut juga The Tories mengatakan para pemuda berusia 18 tahun akan diberikan pilihan untuk mengikuti wajib militer penuh waktu selama 12 bulan, atau menjalani kerja sukarela melayani publik selama satu pekan setiap bulan.

“Seluruh pemuda berusia 18 tahun akan menjalani Pengabdian Nasional baru ini, apa pun latar belakang mereka, dan di mana pun mereka tinggal di Inggris,” ujar Sunak.

“Kepada mereka yang mengeluh bahwa mandat ini adalah hal yang tidak beralasan, saya katakan, kewarganegaraan membawa serta kewajiban dan hak. Menjadi orang Inggris adalah lebih dari sekedar antrean yang anda ikuti di pemeriksaan paspor,” ujar Sunak.

Usulan itu diajukan Partai Konservatif kepada Royal Commission untuk dipertimbangkan, yang apabila disetujui akan mulai dilaksanakan pada September 2025. Biaya yang diperlukan untuk program tersebut sekitar £2,5 miliar per tahun.

Sunak dalam artikel yang diterbitkan Daily Mail, Minggu (26/5/2024) mengatakan pihaknya akan menciptakan kembali Pengabdian Nasional untuk Inggris saat ini.

Pengabdian tersebut akan memberikan peluang yang mengubah hidup bagi generasi muda, menawarkan mereka kesempatan untuk mempelajari keterampilan dunia nyata, melakukan hal-hal baru dan berkontribusi pada komunitas dan negara.

Ia menegaskan Pengabdian Nasional yang baru bukanlah militerisasi sipil. Sebagian besar dari mereka yang melakukan hal tersebut tidak akan bertugas di militer.

“Hanya mereka yang memilih, dan telah melalui tes masuk yang sulit yang akan melakukan hal itu,” ujar Sunak menambahkan.

Pada Januari, Panglima Angkatan Bersenjata Inggris Jenderal Patrick Sanders mendesak warga Inggris untuk siap bertugas di angkatan bersenjata jika terjadi konflik dengan Rusia. Di lain sisi pada saat yang sama, pemerintah Inggris berjanji tidak akan memberlakukan militerisasi sipil.

Wajib militer pernah diberlakukan di Inggris pada 1947 setelah Perang Dunia Kedua di bawah pemerintahan Partai Buruh pimpinan PM Clement Attlee, tetapi dihentikan pada 1960. Kala itu, pemuda berusia 17-21 tahun diharuskan berdinas di ketentaraan selama 18 bulan. (Frd)