Teknologi

Kadin Soroti Maraknya Pencurian Data di Tautan Unduhan dan Platform Kerja

×

Kadin Soroti Maraknya Pencurian Data di Tautan Unduhan dan Platform Kerja

Sebarkan artikel ini
Kadin Soroti Maraknya Pencurian Data di Tautan Unduhan dan Platform Kerja
Ilustrasi/Dok.Shutterstock
Kadin soroti pencurian data

Editor Indonesia, Jakarta — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti meningkatnya kasus pencurian data pribadi yang dilakukan melalui tautan unduhan palsu dan platform pencari kerja. Fenomena ini disebut sebagai bentuk kejahatan siber yang kian mengkhawatirkan dan berkembang pesat.

Wakil Ketua Komite Tetap Keamanan Siber dan Perlindungan Infrastruktur Kritis Kadin Indonesia, Dea Saka Kurnia Putra, mengungkapkan bahwa para peretas kini lebih fokus pada pencurian langsung data sensitif seperti username, password, dan informasi keuangan, alih-alih sekadar meretas sistem.

“Peningkatannya sangat drastis, mencapai 27,5 juta korban. Bahkan, 54 persen korban ransomware ternyata berasal dari Info Stealer atau pencurian data, bukan dari peretasan sistem,” ujar Dea Saka dalam diskusi National Cybersecurity Connect 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (29/10).

Menurutnya, modus yang paling umum digunakan pelaku adalah menyusupkan malware ke dalam tautan unduhan palsu. Ketika korban membuka dan mengunduh file tersebut, malware secara diam-diam berjalan di latar belakang dan mencuri data pribadi dari perangkat korban.

Kadin soroti pencurian data

“Pelaku membuat tautan yang terlihat asli. Begitu diklik dan file diekstrak, malware langsung aktif di background. Seolah-olah kita hanya mengunduh aplikasi biasa, padahal sebenarnya mengunduh Info Stealer,” jelasnya.

Selain melalui tautan unduhan, metode serupa juga marak di platform pencari kerja. Pelaku menyisipkan malware di file lamaran kerja yang dikirimkan kepada korban. Saat pelamar membuka atau mengisi formulir secara daring, malware tersebut mencuri data penting seperti rekening bank atau identitas pribadi.

“Ketika dibuka, file itu terlihat seperti formulir lamaran kerja dalam format PDF. Namun sebenarnya, di background Info Stealer sudah berjalan,” tambahnya.

Dea Saka menegaskan, pertumbuhan kelompok kejahatan siber yang mengoperasikan malware pencuri data meningkat signifikan. Pada 2022 saja, rata-rata muncul 15 kelompok baru setiap bulan, menunjukkan betapa menggiurkannya bisnis gelap pencurian data.

“Ini menunjukkan bahwa industri pencurian data sangat menguntungkan. Maka dari itu, kesadaran masyarakat terhadap keamanan siber harus terus ditingkatkan,” pungkasnya. (Frd)