Opini

Kegagalan Beruntun Kemkominfo: Tiga Insiden Memalukan dalam Sepekan

×

Kegagalan Beruntun Kemkominfo: Tiga Insiden Memalukan dalam Sepekan

Sebarkan artikel ini
Logika Terbalik Ala Srimulat yang Dipakai KP Dalam Kasus Gratifikasi Jet Pribadi
dok.pribadi

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo*

Dalam kurun waktu seminggu terakhir, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengalami tiga insiden serius yang mengakibatkan kerugian besar dan sorotan tajam dari publik. Kegagalan beruntun Kemkominfo, seperti skor “hattrick” 0-3 di Euro 2024 yang tengah berlangsung di Jerman. Kegagalan beruntun Kemkominfo sebanyak tiga kali ini jelas meresahkan, menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan dan keandalannya dalam menghadapi tantangan digital saat ini.

Kekalahan Pertama: Situs Palsu Ela Elo

Skandal pertama dimulai dengan kemunculan situs palsu Ela Elo yang menyamar sebagai pengganti Platform X (sebelumnya Twitter). Menggunakan domain elaelo.com (sebelumnya elaelo.id), situs ini berhasil mengecoh netizen dengan mencantumkan lambang Garuda Pancasila dan lagu nasional “Garuda Pancasila,” yang mirip dengan logo lama Kemkominfo. Kekacauan di media sosial berlangsung selama tiga hari sejak Senin, 17 Juni 2024, hingga akhirnya Kemkominfo menyatakan situs tersebut sebagai hoax pada Rabu, 19 Juni 2024. Selama periode ini, Kemkominfo terlihat bingung dan tidak responsif, mengundang kritik keras dari masyarakat.

Kekalahan Kedua: Konyolnya Cuitan Resmi

Kekalahan kedua terjadi pada akun resmi X (Twitter) Kemkominfo yang memposting ucapan selamat ulang tahun ke-68 dengan desain yang dianggap lebih menyerupai ucapan duka cita. Posting tersebut memicu reaksi kocak dan komentar lucu dari netizen, hingga menjadi trending topic dengan kata “meninggal”. Admin akun tersebut buru-buru menghapus posting tanpa memberikan klarifikasi, meninggalkan jejak kekonyolan yang memalukan bagi institusi.

Kekalahan Ketiga: Lumpuhnya Sistem Imigrasi Nasional

Yang paling serius dari semua adalah insiden ketiga, di mana server Pusat Data Nasional (PDN) yang digunakan oleh DitJen Imigrasi mengalami kerusakan pada Rabu pagi, 20 Juni 2024. Hal ini menyebabkan kekacauan di berbagai bandara di Indonesia dengan antrean panjang dan tertunda. Sistem imigrasi lumpuh akibat dugaan serangan siber ransomware yang membuat server PDN down. Insiden ini mengungkapkan kelemahan dalam infrastruktur digital dan ketidakmampuan Kemkominfo untuk memastikan operasional yang lancar dan aman.

Tantangan Besar bagi Sentralisasi Data

PDN yang dioperasikan di Batam sejak 2022 merupakan bagian dari inisiatif SDI (Satu Data Indonesia) dan SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Namun, insiden ini menunjukkan bahwa sentralisasi data belum siap untuk diimplementasikan sepenuhnya. Keputusan untuk menghentikan pembangunan data center lokal di daerah-daerah tanpa memastikan kesiapan PDN menyebabkan bencana besar ketika terjadi kegagalan sistem.

Meskipun PDN memiliki spesifikasi teknis yang canggih dengan kapasitas 40 petabyte dan memori 200 terabyte, keberhasilan operasionalnya sangat bergantung pada kemampuan manusia di belakangnya. Peribahasa “When a Clown moves into a Palace, he doesn’t become a King, The Palace instead becomes a Circus” menggambarkan situasi di Kemkominfo saat ini, di mana kepemimpinan dan kebijakan yang kurang tepat mengakibatkan kekacauan operasional.

Belajar dari Kegagalan

Kegagalan PDN mengingatkan kita akan pentingnya memiliki sistem cadangan yang andal dan proses mitigasi bencana yang kuat. Beberapa daerah seperti Yogyakarta telah berusaha mempertahankan data server lokal sebagai langkah preventif. Langkah-langkah ini mirip dengan pendekatan di negara-negara maju yang tetap menjaga backup data meskipun telah beralih ke sistem digital.

Kesimpulan: Memalukan dan Berbahaya

Hattrick 0-3 yang dialami Kemkominfo dalam seminggu terakhir bukan hanya memalukan tetapi juga berpotensi berbahaya. Insiden-insiden ini menyoroti kelemahan serius dalam manajemen dan infrastruktur digital yang dapat merusak kepercayaan publik dan mengancam keamanan nasional. Diperlukan tindakan cepat dan efisien untuk memperbaiki situasi ini dan mencegah terulangnya kegagalan di masa depan.

*Dr. KRMT Roy Suryo adalah seorang pemerhati telematika, multimedia, AI, dan OCB independen.