Editor Indonesia, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melaporkan bahwa total kerugian akibat aksi demonstrasi yang berujung ricuh pada 28–31 Agustus 2025 mencapai Rp55 miliar. Kerugian tersebut mayoritas berasal dari kerusakan infrastruktur transportasi publik serta fasilitas umum.
Pramono merinci, infrastruktur milik PT Transjakarta mengalami kerusakan paling besar, yakni sekitar Rp41,6 miliar. Sementara itu, PT MRT Jakarta menanggung kerugian Rp3,3 miliar. Selain itu, kerusakan kamera pengawas (CCTV) serta fasilitas pendukung lain mencapai Rp5,5 miliar.
“Sebanyak 22 halte Transjakarta dirusak, enam di antaranya dibakar dan dijarah, sementara 16 lainnya mengalami vandalisme,” kata Pramono dalam rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta di Balai Kota, Senin (1/9/2025).
Untuk memulihkan layanan transportasi, Pemprov DKI telah memulai perbaikan sejak Sabtu (30/8). Pramono menargetkan seluruh halte yang rusak dapat diperbaiki pada 8 atau 9 September 2025.
“Perbaikan dibiayai melalui dana kontinjensi APBD, dengan izin dan pendampingan Kejaksaan Tinggi untuk memastikan transparansi,” ujarnya.
Selain biaya perbaikan, Pemprov DKI juga harus menanggung beban tambahan sebesar Rp18 miliar untuk program tarif gratis Transjakarta dan MRT selama satu minggu, hingga 7 September 2025. Kebijakan ini diambil untuk menjaga mobilitas masyarakat di tengah kondisi terganggunya transportasi publik akibat kerusuhan.
Rapat Forkopimda yang dipimpin Gubernur DKI turut dihadiri Ketua DPRD, Kapolda Metro Jaya, dan Pangdam Jaya. Pemerintah menegaskan perbaikan infrastruktur dan pemulihan layanan menjadi prioritas agar aktivitas warga kembali normal secepatnya. (Her)












