Editor Indonesia, Jakarta – Pernyataan Menteri UMKM Maman Abdurrahman yang menilai jaringan ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart telah mempromosikan produk UMKM dan memiliki jumlah outlet yang proporsional menuai kritik tajam.
Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES), Suroto, menilai pernyataan tersebut menunjukkan ketidakmampuan sang menteri memahami realitas lapangan dan lemahnya komitmen terhadap pelaku usaha kecil.
“Pernyataan itu bukan hanya ngawur, tapi juga menandakan tidak punya kompetensi dan kepedulian untuk mengembangkan UMKM. Bahkan bisa dikatakan minus moral,” tegas Suroto dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Editor Indonesia, Kamis (6/11/2025).
Menurut Suroto, ekspansi besar-besaran jaringan toko modern seperti Indomaret dan Alfamart telah “membunuh” toko tradisional dan menyingkirkan produk-produk UMKM.
“Perluasan toko mereka sudah banyak melanggar aturan pembatasan jumlah outlet dan wilayah. Di banyak negara, jaringan toko konglomerat dibatasi secara ketat, tapi di Indonesia dibiarkan berkembang secara liberal,” ujarnya.
Ia menambahkan, praktik bisnis kedua ritel besar itu justru mempersulit pelaku UMKM. Produk mereka kerap tersingkir oleh produk pabrikan milik segelintir konglomerat.
“Produk UMKM hampir tidak ditemukan di outlet mereka. Kalaupun ada dan mulai berkembang, sering kali diambil alih lalu dijadikan merek private label mereka sendiri,” kata Suroto.
Sebagai perbandingan, ia mencontohkan kebijakan di Jepang, di mana menteri UKM justru memastikan produk-produk kecil bisa masuk ke jaringan minimarket. “Di sana, koperasi UMKM didorong agar menjadi tulang punggung, menyediakan layanan bersama seperti pembelian bahan, pelatihan, akses modal, hingga riset dan pengembangan,” jelasnya.
Pernyataan Suroto ini muncul setelah Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, sebelumnya meminta agar penempatan ritel modern didasarkan pada asas proporsionalitas. Menurutnya, situasi di setiap daerah berbeda-beda dan tidak dapat digeneralisasi.
Maman juga menegaskan, semangat utama dari kehadiran ritel besar di daerah seharusnya adalah akomodasi produk lokal. Ia mendesak agar Alfamart dan Indomaret menampung sebanyak mungkin produk-produk dari pelaku usaha mikro dan kecil.
“Sampai sejauh ini bagi saya, kehadiran Alfamart dan Indomaret yang terpenting bagaimana bisa mengakomodasi sebanyak-banyaknya produk lokal kita, dalam hal ini produk usaha mikro atau usaha kecil. Kan itu saja sebetulnya semangatnya,” ujar Maman di Jakarta, Senin (3/11).
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa iklim investasi memang harus dibuka lebar, namun harus memastikan tidak ada pihak yang dirugikan.
“Baik Alfamart atau Indomaret, baik usaha besar maupun usaha mikro kecil dan menengah harus bisa saling membangun hubungan simbiosis mutualisme,” pungkasnya.
Suroto menilai, apa yang disampaikan Maman tidak sejalan dengan semangat perlindungan terhadap UMKM.
“Sungguh disayangkan, seorang menteri yang seharusnya membela UMKM malah membela usaha konglomerat yang jelas-jelas telah mematikan UMKM,” tutupnya. (Frd)












