Editor Indonesia, Jakarta – Klaim Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) yang menyebut 40 persen pasar tradisional di Jakarta dalam kondisi kumuh, dinilai pengamat sosial dan kebijakan publik, Sugiyanto Emik, keliru. Menurutnya, data resmi menunjukkan kondisi pasar tradisional terus membaik berkat upaya revitalisasi yang dijalankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Perumda Pasar Jaya.
“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kumuh berarti kotor atau tidak layak huni. Kalau definisi itu dipakai, tidak logis bila 60 pasar tradisional di Jakarta benar-benar layak disebut kumuh,” kata Sugiyanto menjawab editorindonesia.com, di Jakarta, Jumat (18/9/2025).
Ia merujuk pada data Pasar Jaya tahun 2025 yang mencatat hanya 34 pasar atau 22 persen dengan kondisi rusak. Sementara itu, 30 pasar dalam kondisi cukup baik, 80 pasar dalam kondisi baik, dan 9 pasar sedang dalam tahap pembangunan. Jumlah tersebut terus menurun dari tahun-tahun sebelumnya, yakni 55 pasar rusak pada 2022, 44 pasar pada 2023, dan 34 pasar pada 2024.
“Tren perbaikan pasar tradisional jelas terlihat. Banyak pasar sudah dicat ulang, toilet diperbaiki, dan sejumlah pasar direvitalisasi dengan dana penyertaan modal daerah maupun kerja sama pihak ketiga,” ujarnya.
Sugiyanto menambahkan, Pasar Jaya juga telah melakukan modernisasi dengan penerapan pembayaran digital di 57 pasar serta sistem penagihan Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) berbasis digital di 27 pasar. Selain itu, penataan pedagang kaki lima dan pembangunan fasilitas publik di atas pasar, seperti lapangan olahraga, turut dilakukan.
Namun ia menyoroti masih tingginya tunggakan BPP pedagang yang mencapai Rp217,19 miliar per April 2025. “Padahal dana ini sangat vital untuk perawatan pasar. Dukungan pedagang menjadi kunci keberhasilan revitalisasi,” tegasnya.
Di sisi lain, Sugiyanto mengapresiasi sikap Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo yang dinilai bijak dalam menyikapi persoalan pasar tradisional. “Beliau menegaskan komitmennya untuk terus melakukan revitalisasi tanpa menyalahkan pedagang maupun Pasar Jaya. Itu langkah elegan dan terukur yang patut diapresiasi,” kata Sugiyanto. (Did)
Baca Juga: Menkeu Kucurkan Rp200 Triliun ke Himbara, Analis Sebut Ngeri-Ngeri Sedap