Internasional

Klaim Biden Dukung Palestina Picu Kemarahan: Fakta dan Reaksi di Gaza

×

Klaim Biden Dukung Palestina Picu Kemarahan: Fakta dan Reaksi di Gaza

Sebarkan artikel ini
Klaim Biden Dukung Palestina Picu Kemarahan: Fakta dan Reaksi di Gaza
Presiden AS Joe Biden/dok.AFP

Editor Indonesia, Jakarta – Klaim Presiden AS Joe Biden dukung Palestina memicu kemarahan dari para pembela hak asasi manusia Palestina dan dunia.

Kemarahan terhadap klaim Biden dukung Palestina makin mengemuka setelah militer Israel mengebom sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Gaza tengah pada Selasa (16/7), seorang pemuda berdiri di lokasi itu dengan pecahan roket di tangannya. “Ini adalah rudal Israel-Amerika,” katanya. “Kami menginjak mayat. Saya tidak bisa menggambarkan kekejaman yang terjadi,” ujar pria tersebut dalam sebuah video yang diverifikasi oleh Al Jazeera. Serangan di daerah Nuseirat ini menewaskan 17 warga sipil dan melukai puluhan lainnya.

Serangan yang menewaskan banyak warga sipil telah menjadi kenyataan sehari-hari bagi warga Palestina di Gaza selama sembilan bulan terakhir. Pejabat dan masyarakat di wilayah yang terkepung menyatakan kemarahan mereka atas bom yang mengancam nyawa mereka, yang sering kali dipasok oleh Amerika Serikat sebagai bagian dari aliansinya dengan Israel.

Serangan udara di daerah al-Mawasi di Khan Younis pekan lalu menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina. Kantor media Pemerintah Gaza menyalahkan Amerika Serikat secara langsung atas serangan ini.

Pandangan Biden tentang Dukungannya ke Palestina

Presiden AS Joe Biden memiliki pandangan berbeda tentang peran Washington dalam konflik ini. “Saya adalah orang yang berbuat lebih banyak untuk komunitas Palestina dibandingkan siapa pun,” katanya dalam sebuah wawancara yang disiarkan online pada Senin (15/7).

Biden menyatakan bahwa ia telah membuka akses dan menggalang bantuan internasional untuk Palestina, sambil menekankan dukungannya terhadap rakyat Palestina.

Sontak pernyataan Biden ini mendapat cemoohan dari para pembela hak asasi manusia Palestina. Mereka menekankan bahwa dukungan tanpa syarat Biden kepada Israel memicu kekerasan terhadap warga Palestina di Gaza.

Amer Zahr, seorang komedian dan aktivis Palestina-Amerika, mengkritik komentar Biden sebagai arogan dan menipu. Lexis Zeidan, seorang organisator Palestina-Amerika di Detroit, menambahkan bahwa satu-satunya kontribusi Biden adalah meningkatkan jumlah korban tewas dengan bom Israel yang didanai AS.

Zionisme dan Kontroversi

Dalam wawancara yang sama, Biden menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Zionis. “Zionis adalah soal apakah Israel merupakan tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi karena sejarah penganiayaan mereka,” katanya.

Zionisme, yang muncul pada akhir tahun 1800-an, menyerukan pembentukan negara Yahudi di Palestina. Banyak pendukung hak asasi manusia Palestina berpendapat bahwa Zionisme telah menyebabkan perampasan dan penindasan yang berkelanjutan terhadap warga Palestina.

Biden menegaskan bahwa orang-orang Yahudi di seluruh dunia tidak akan aman tanpa negara Israel. Namun, beberapa aktivis mengatakan pernyataan tersebut melanggengkan kiasan anti-Semit tentang kesetiaan ganda.

Eva Borgwardt, juru bicara nasional IfNotNow, mengkritik komentar Biden dan menyatakan bahwa tugas Biden adalah membuat AS aman bagi semua orang, termasuk orang Yahudi Amerika. Borgwardt menekankan bahwa Biden seharusnya fokus pada memerangi nasionalisme kulit putih yang berbahaya daripada mengirim lebih banyak bom ke Israel.

Dengan meningkatnya kekerasan dan kontroversi seputar pernyataan Biden, jelas bahwa masalah ini memerlukan pendekatan yang lebih mendalam dan berimbang untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut. (Jio)